بسم الله الرحمن الرحيم
الـْجَارُ قَبْلَ الدَّارِ
الـْجِوَارُ بِالصَّالِحيْنَ
الَّذِى يُرَشِّحُ عَلَى
مُعَاشِرِيْهِمْ بِالْـخَيْرِ
وَالتَّـقْوَى وَالسَّدَادِ فىِ الْقَوْلِ وَالْعَمَلِ وَيَزِيْدُهُمْ تَفَقُّهًا
فِى الدِّيْنِ وَإِقْبَالاً عَلَى الـْحَقِّ مَطْلُوْبٌ شَرْعًا وَالْـمُسْلِمُ الْوَاعِى لاَ يَجِدُ حَرَجًا
فِى ذَلِكَ مَهْمَا بَلَغَ مِنْ عُلُوِّ الـْمَـنْزِلَةِ وَشَرَفِ الْقَدْرِ
وَرِفْعَةِ الـْمَكَانَةِ عَمَلاً بِقَوْلِهِ تَعَالَى [وَاصْبِرْ نَفْسَكَ
مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ
وَجْهَــهُ وَلاَ تَعْدُ عَيْـنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيْدُ زِيْنَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلاَ تُطِعْ
مَنْ أَغْفَلـْــنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ
فُرُطًا] الكهف:27, وَلِذَلِكَ سَعَى
نَبِيُّ اللهِ مُوْسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ وَرَاءَ الْعَبْدِ الصَّالِحِ
لِيَتَعَلَّمَ مِنْهُ قَائِلاً لَهُ بِكُلِّ تَوَاضُعٍ وَأَدَبٍ (هَلْ
أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا) الكهف:66, وَعِنْدَ مَا
أَجَابَهُ الْعَبْدُ الصَّالِحُ (إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيْعَ مَعِيَ صَبْرًا)
الكهف:68, قَالَ لَهُ مُوْسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ
بِتَوَدُّدٍ بَالِغٍ (سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللهُ صَابِرًا وَلاَ أَعْصِى
لَكَ أَمْرًا) الكهف:70.
وَالـْجِوَارُ بِهِمْ مَبْدُوْءٌ بِذِكْرِهِمْ فَاْلإِلـْحَاقُ بِهِمْ
فَالتَّشَبُّهُ بِهِمْ فَالتَّخَلُّقُ بِأَخْلاَقِهِمْ , وَقَدْ قِيْلَ:
1-
اسْرُدْ حَدِيْثَ الصَّالِحِيْنَ
وَسَمِّهِمْ #
فَبِذِكْرِهِمْ تَتَـنَزَّلُ الرَّحَمَاتُ
2-
بِعِشْرَتِكَ الْكِرَامَ تُعَدُّ
مِنْهُمُوْ #
فَلاَ تُرَيَنْ لِغَيْرِهِمْ
أَلُـــــــوْفَا
3-
إِنْ لَمْ تَكُوْنُوْا مِثْلَهُمْ
فَتَشَبَّهُوْا #
إِنَّ التَّشَبُّهَ بِالرِّجَالِ فَلاَحُ
4-
أُحِبُّ الصَّالِحِيْنَ وَلَسْتُ مِنْهُمْ
# لَعَلِّي أَنْ أَنَالَ بِهِمْ شَفَاعَةْ
وَأَكْرَهُ مَنْ بِضَاعَتُهُ الْمَعَاصِى
# وَلَوْ كُـنَّا سَوَاءً فِى الْبِضَاعَةْ
(قَالَهُ
الشَّافِعِي رَحِمَهُ اللهُ)
وَقَوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْه وَسَلَّمَ : (أَللَّهُمَّ فِى
الرَّفِيْقِ اْلأَعْلَى) عِنْدَ مَا اشْتَكَى وَحَضَرَهُ الْقَبْضُ _ كَمَا
رَوَاهُ الْبُخَارِى عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا_ يُشِيْرُ إِلَى هَذَا
الْمَوْضُوْعِ , وِفْقًا لِقَوْلِهِ تَعَالَى (وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَالرَّسُوْلَ
فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ
وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيْقًا
. ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِهِ عَلِيْمًا) النساء:69-70, بِمَا فِيْهِ
إِشَارَةٌ إِلَى أَنَّ الْمَعِيَّةَ حَاصِلَةٌ إِذَا كَانَتْ مَقْرُوْنَةً
بِالطَّاعَةِ وَالتَّأَسِّى بِهِمْ كَمَا قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ) رواه البخارى ومسلم
, فَلاَ يَنْفَعُ لِلْيَهُوْدِ وَالنَّصَارَى
غُلُوُّهُمْ فِى حُبِّ نَبِيِّهِمْ مَعَ انْـحِرَافِهِمْ عَنْهُ كُلَّ ْالإِنْحِرَافِ .
هَذَا وَلِمَزِيْدِ الْفَائِدَةِ عَلَى الْمَوْضُوْعِ الَّذِى نَحْنُ فِى
صَدَدِهِ نَتَذَكَّرُ مَا قَالَهُ
الْحَبِيْبُ أَحْمَدُ بْنُ حَسَنٌ الْعَطَّاسُ رَحِمَهُ اللهُ : (الْحَلاَلُ
قَبْلَ الْمَالِ وَالْجَارُ قَبْلَ الدَّارِ وَالرَّفِيْقُ قَبْلَ الطَّرِيْقِ).
=الله يتولى الجميع برعايته=
بسم الله الرحمن الرحيم
(memilih) Tetangga Sebelum (memilih) Rumah
Persandingan dengan
figur-figur yang shaleh - yang akan selalu meneteskan kepada orang-orang
yang bergaul dengan mereka (nila-nilai) kebaikan, ketaqwaan, kebenaran dalam
berucap dan beramal, terus menambahkan pengertian dalam agama serta fokus pada
kebenaran - adalah sebuah tuntutan syara’. Seorang muslim yang terbina tidak
akan pernah merasa repot melaksanakan tuntutan ini betapapun dirinya telah
mencapai ketinggian derajat, status mulia, dan posisi penting. Ini demi mengamalkan
firman Allah; “Dan tabahkanlah dirimu bersama orang-orang yang menyembah
Tuhan mereka di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhoannya; janganlah
kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan
dunia; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari
mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan (sehingga) keadaannya itu
(selalu) melewati batas “QS l Kahfi:28.
Karena itulah Nabi Musa alaihissalam bergegas berjalan di
belakang seorang hamba yang shaleh agar bisa belajar kepadanya seraya
mengatakan dengan penuh ketawadhu’an dan tatakrama; “...bolehkah saya
mengikuti anda supaya anda mengajarkan kepadaku kebenaran yang telah diajarkan
kepada anda “QS al Kafi:66. Dan ketika hamba yang shaleh tersebut
memberikan jawaban: “Sesungguhnya kamu tidak akan pernah sanggup bersabar
bersamaku “QS al Kahfi: 68, maka Nabi Musa alaihissalam dengan
sangat berharap bergumam: “...insya Allah anda akan mendapatkan diriku
sebagai seorang yang sabar, dan saya tidak akan menentang anda dalam urusan
(apapun) “QS al Kahfi: 70.
Persandingan dengan para figur yang shaleh dimulai dengan menyebut/mengingat
mereka, lalu bergabung bersama mereka, selanjutnya berupaya menyerupai
mereka dan berakhlak seperti akhlak mereka. Sungguh telah dikatakan:
1.
Rangkailah segala cerita tentang orang-orang shaleh dan sebutkanlah
mereka. Dengan menyebut/mengingat mereka akan tercurah rahmat-rahmat
2.
Sebab bergaul dengan orang-orang mulia kamu dianggap bagian dari
mereka, maka sungguh jangan pernah kamu terlihat akrab dengan selain mereka
3.
Jika tidak bisa seperti mereka maka berusahalah serupa dengan
mereka, sesungguhnya serupa dengan para tokoh (utama) adalah keberuntungan
4.
Aku mencintai orang-orang shaleh meski aku bukan termasuk mereka,
(tetapi) semoga sebab mereka aku mendapatkan syafaat.
Aku membenci orang yang memperdagangkan
kemaksiatan meskipun kami memiliki kesamaan dalam komoditas perdagangan
(Imam Syafii rahimahullah)
Sabda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam: “Ya
Allah, bersama teman yang mulia” ketika menjelang wafat - seperti
diriwayatkan Imam Bukhari dari Aisyah ra - juga memberikan isyarat akan masalah
ini, selaras dengan firman Allah; “Dan barang siapa yang taat kepada Allah
dan RasulNya, mereka itu akan
bersama-sama dengan orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para
nabi, shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang shaleh. Dan
mereka itulah, teman yang terbaik. Itulah anugerah dari Allah dan cukuplah
Allah sebagai Dzat yang Maha Mengetahui“QS An Nisa’:69-70, yang juga
sekaligus mengisyaratkan bahwa kebersamaan dengan mereka (orang-orang shaleh)
bisa diperoleh jika memang dibarengi dengan ketaatan dan usaha maksimal untuk
bisa meneladani mereka sebagaimana disabdakan Nabi Muhammad shalatlallahu
alaihi wasallam: “Seseorang bersama orang yang dicintai (nya)”HR Bukhari
Muslim. Jadi kecintaan berlebihan Yahudi dan Nashrani kepada nabi mereka
tidak memberikan manfaat (apapun) karena penyimpangan mereka terhadap Nabinya.
Dan untuk melengkapi faedah dalam topik kita kali ini kami
mengingat apa yang dikatakan oleh Habib Ahmad bin Hasan al Atthas rahimahullah:
[Halal sebelum harta. Tetangga sebelum rumah. Teman sebelum perjalanan]
=الله يتولى الجميع برعايته=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar