tulisan ini adalah taushiah yang disampaikan abina pada Multaqo Al-Haromain ke 14 di yayasan Bina Insan Kamil Tuban
بسم
الله الرحمن الرحيم
مَفْهُوْمُ النَّجَاحِ
فِى الْعَمَلِ
قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: (قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ
عَلَى شَاكِلَتِهِ, فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَى سَبِيْلاً) الإسراء:84
.
شَاكِلَتِهِ:
1- مَوْهِبَتُهِ مِنَ اللهِ لَهُ أَوْ خَلِيْقَتُهِ
.
2- السَّبِيْلُ الَّذِى اخْتَارَهُ لِنَفْسِهِ .
3- نِيَّتُهُ الَّتِى يَبْنِي عَلَيْهَا
.
إِنَّهُ مَا حَثَّ عَلَى الْعَمَلِ مِثْلُ اْلإِسْلاَمِ فَقَدْ
سَاوَى بَيْنَ اْلإِبْرَةِ بِيَدِ الْمَرْأَةِ تُصْلِحُ مِنْ شَأْنِ بَيْتِهَا وَبَيْنَ
سَيْفِ الْمُجَاهِدِ فِى سَبِيْلِ اللهِ مَصْحُوْبًا بِالسَّيْرِ الْحَثِيْثِ الْمُتَوَاصِلِ
وَاْلإِحْسَانِ وَاْلإِتْقَانِ فِيْهِ كَمَا أَشَارَ إِلَيْهِ قَوْلُهُ تَعَالَى: (وَأَنْ
لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلاَّ مَا سَعَى. وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى) النجم:29-30.
وكَمَا قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: [إِنَّ اللهَ تَعَالَى
يُحِبُّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ الْمُحْتَرِفَ] رواه
الطبراني والبيهقى . [إِنَّ اللهَ تَعَالَى يُحِبُّ
مِنَ الْعَامِلِ إِذَا عَمِلَ أَنْ يُحْسِنَ عَمَلَهُ]
[1]رواه
البيهقى [إِنَّ اللهَ تَعَالَى يُحِبُّ إِذَا
عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِـنَهُ] رواه
البيهقى , بِدَايَةً مِنْ كَوْنِ ذَلِكَ بَذْرًا
يُغْرَسُ إِلَى أَنْ يَنْبُتَ نَبَاتًا حَسَنًا وَيَصِيْرَ شَجَرَةً مُثْمِرَةً نَافِعَةً
حَتَّى قِيْلَ: (النَّجَاحُ شَجَرَةٌ ثَمَرُهَا الْعَمَلُ) الَّذِى هُوَ بَذْلُ الْخَيْرِ
لِلْغَيْرِ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ تَعَالَى أَدَاءً لِحَقِّ شَىيْءٍ مِمَّا يَجِبُ
عَلَيْهِ مِنْ شُكْرِ هَذِهِ النِّعْمَةِ وَعَمَلاً بِقَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: [الْخَلْقُ كُلُّهُمْ عِيَالُ اللهِ فَأَحَبُّهُمْ إِلَى اللهِ أَنْفَعُهُمْ
لِعِيَالِهِ] [2]رواه
أبو نعيم والبزار عن أنس رضي الله عنه والطبراني عن ابن مسعود رضي الله عنه .
وَقَدْ قِيْلَ: (الْمُتَعَدِّى أَفْضَلُ مِنَ الْقَاصِرِ)
وَقَدْ وَصَفَ اللهُ تَعَالَى مَنْ أَدَّى هَذَا الْمَفْهُوْمَ
بِالْأَتْقَى اي الْمُبَالِغِ عَنِ الْإِتِّقَاءِ بِالْكُفْرِ وَالْمَعَاصِى فِى قَوْلِهِ
تَعَالَى: (وَسَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى. الَّذِى يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّى. وَمَا
لِأَحَدٍ عِنْدَهُ مِنْ نِّعْمَةٍ تُجْزَى .إِلاَّ ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَى.
وَلَسَوْفَ يَرْضَى) الليل: 17-21.
لِأَنَّهُ يُعْطِي مَالَهُ وَيَصْرِفُهُ فِى وُجُوْهِ الْبِرِّ وَالْحَسَنَاتِ وَيَطْلُبُ
عِنْدَ اللهِ زَاكِيًا نَامِيًا لاَ يُرِيْدُ رِيَاءً وَلاَ سُمْعَةً أَوْ مُتَزَكِّيًا
مُتَطَهِّرًا مِنَ الذُّنُوْبِ وَمِنْ دَنَسِ الْبُخْلِ وَوَسَخِ الْإِمْسَاكِ وَلَمْ
يَبْذُلْ مَالَهُ مُكَافَأَةً عَلَى نِعْمَةٍ سَالِفَةٍ وَلَكِنْ فَعَلَ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ
وَجْهِ رَبِّهِ اْلأَعْلَى وَلِأَجْلِ أَنَّ اللهَ أَمَرَهُ بِهِ وَحَثَّهُ عَلَيْهِ
لِيَتَحَقَّقَ سَبَبُ الرِّضَا مِنْهُ تَعَالَى وَهُوَ الْمَطْلُوْبُ (وَلَسَوْفَ يَرْضَى)
جَوَابُ قَسَمٍ مُضْمَرٍ أَيْ وَبِاللهِ لَسَوْفَ يَرْضَى ذَلِكَ الْأَتْقَى الْمَوْصُوْفُ
بِمَا ذُكِرَ وَهُوَ وَعْدٌ كَرِيْمٌ بِنَيْلِ جَمِيْعِ مَا يَبْتَغِيْهِ عَلَى أَكْمَلِ
الْوُجُوْهِ وَأَجْمَلِهَا إِذْ بِهِ يَتَحَقَّقُ الرِّضَا بِمَا يُعْطِيْهِ اللهُ
فىِ اْلآخِرَةِ مِنَ الْجَنَّةِ وَالْكَرَامَةِ وَالزُّلْفَى وَحُسْنِ مَآبٍ .
وَلاَ شَكَّ أَنَّ بَذْلَ الْخَيْرِ يُحِبُّهُ كُلُّ إِنْسَانٍ
وَلَوْ بِأَقَلِّ شَيْءٍ مِنْهُ كَالْبُشْرِ وَكَفِّ الْأَذَى وَبَذْلِ النَّدَى.
=والله يتولى الجميع برعايته=
Allah ta’ala berfirman:
Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat sesuai keadaannya masing-masing" Maka Tuhanmu lebih Mengetahui siapa yang lebih benar jalanNya” . (al-isro' :84)
Maksud sesuai keadaannya (Syaakilatih) adalah:
1. Mauhibah (bakat alamiah anugerah) dari Allah kepadanya atau sesuai asal kejadiannya
2. Jalan yang ia pilih untuk dirinya
3. Niat yang menjadi landasannya
Sesungguhnya tidak ada (agama) apapun yang mendorong agar berkarya (bekerja) sebagaimana (dilakukan) oleh Islam. Sungguh Islam menilai sama antara jarum di tangan seorang wanita (isteri) yang ia pergunakan memperbaiki urusan rumahnya dan pedang di tangan seorang pejuang di jalan Allah. (tentu saja karya tersebut harus) dibarengi dengan langkah cepat, terus menerus, sebaik mungkin dan profesional sebagaimana diisyaratkan oleh firman Allah ta’ala: “dan bahwa sesungguhnya tidak ada bagi manusia kecuali apa yang telah ia usahakan” dan seperti disabdakan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang artinya: “Sesungguhnya Allah Mencintai seorang mukmin yang (suka) bekerja”
“Sesungguhnya Allah ta’ala mencintai jika salah seorang kalian melakukan amal maka ia melakukannya secara profesional” , “Sesungguhnya Allah ta’ala mencintai dari seorang yang bekerja dan ketika bekerja maka ia bekerja dengan sebaik mungkin” , di mana usaha menuju ke sana sudah dimulai sejak karya tersebut masih berupa benih yang akan ditanam sampai ia tumbuh dengan pertumbuhan yang baik dan menjadi sebuah pohon yang berbuah dan bermanfaat sehingga dikatakan: “Kesuksesan adalah pohon berbuah amal”, yang tidak lain adalah mendermakan kebaikan kepada orang lain semata karena Allah demi menunaikan hak sesuatu yang wajib atasnya yaitu mensyukuri nikmat ini dan karena melaksanakan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
“Semua makhluk adalah keluarga Allah, maka yang paling dicintai Allah di antara mereka adalah yang paling memberi manfaat kepada keluargaNya”
Sungguh dikatakan: “Sesuatu yang menjalar lebih utama daripada yang terbatas”
Dan sungguh Allah ta’ala memberikan predikat bagi orang yang menjalankan pemahaman ini dengan al Atqaa yakni seorang yang sangat menjaga dirinya dari kekafiran dan kemaksiatan sebagaimana disebutkan dalam firman Allah: “Dan kelak orang yang paling bertaqwa akan dijauhkan darinya (neraka); yaitu orang yang Memberikan hartanya untuk membersihkannya, padahal tak ada seorang pun yang memberikan nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, (tetapi ia memberikan itu semua) semata-mata karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi, dan kelak ia akan benar-benar mendapatkan kepuasan”
(predikat ini) karena ia memberikan dan membelanjakan hartanya dalam berbagai macam kebaikan dan hanya meminta (pahala) perkembangan dan pertambahan di sisi Allah, bukan karena pamer dan juga bukan demi popularitas. Atau semata karena usaha pembersihan dan pensucian diri dari dosa-dosa, dari kotoran sifat kikir dan dari noda menahan harta benda. Ia (juga) tidak mendermakan hartanya sebagai bentuk balas jasa kepada nikmat yang telah lampau (dari orang lain kepadanya). Akan tetapi ia melakukan itu semua semata-mata karena Tuhannya Maha Mulia dan karena sesungguhnya Allah memang Memerintahkan dan Mendorongnya untuk melakukan semuanya itu agar benar-benar terwujud sebab keridhaan Allah. Inilah yang dicari (olehnya agar) “…kelak ia akan benar-benar mendapatkan kepuasan” .
Kalimat ini menjadi jawaban dari bahasa Qasam (sumpah) yang disimpan yang jelasnya adalah: “Dan demi Allah, sungguh kelak al Atqa, orang dengan ciri-ciri seperti tersebut, yang itu adalah janji mulia, akan benar-benar mendapatkan kepuasan berupa meraih seluruh keinginan secara sempurna dan paling indah yang dengan begitu nyatalah kepuasaan (keridhaan hati) akan pemberian Allah di akhirat berupa surga, kemuliaan, kedekatan dengan Allah dan kebaikan tempat kembali.
Dan sudah tidak diragukan bahwa memberikan kebaikan disukai oleh semua orang meski dengan yang paling minim seperti wajah sumringah, tidak menyakiti dan memberikan setetes embun (sedikit pemberian).
=والله يتولى الجميع برعايته=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar