Selasa, 30 Juni 2015

Cara Bersihkan Paru-paru Pakai Bahan "Murahan"







Tak Perlu Buang Duit, ini Cara Bersihkan Paru-paru Pakai Bahan

Banyak orang tahu bahwa bahaya rokok sangat besar baik kepada si perokok maupun si perokok pasif, namun Anda tidak perlu khawatir karena ada beberapa cara yang dapat mengurangi dampak rokok pada paru-paru Anda.

Cara-cara membersihkan paru-paru perokok:

1. Omega 3
Pemberian makanan yang kaya akan omega-3 pada penderita penyakit gangguan paru-paru kronik (Chronic obstructive Pulmonary Diseases/COPD) dapat memperbaiki fungsi paru-paru penderita penyakit tersebut.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya penurunan serum, tingkat produksi lendir serta perbaikan gejala pada penderita COPD.




2. Kedelai
Mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung banyak kedelai dapat memperbaiki fungsi paru-paru dan mengurangi serangan penyakit sesak nafas kronis.

3. Banyak minum air putih
Air dapat membantu detoksifikasi paru-paru, lendir di paru-paru Anda dibuat sebagian besar dari air.
Penggantian air di dalam tubuh menghasilkan selaput lendir yang sehat, konstan hidrasi juga membantu membersihkan tubuh dari racun dan membuat fungsi organ lebih baik.
Minum minimal delapan sampai 10 gelas air setiap hari.

4. Berhenti merokok 12 jam
Bagi pecandu rokok, menghentikan kebiasaan merokok merupakan hal yang sulit. Namun ternyata, tubuh akan memperbaiki sistemnya ketika seseorang mulai berhenti merokok selama 12 jam. Karbon monoksida dan kandungan nikotin dalam tubuh akan hilang secara perlahan, kandungan berbahaya tersebut akan hilang sama sekali dalam waktu 2-3 hari setelah berhenti merokok. Pada saat itu akan timbul perasaan tidak tenang dan emosi yang tidak stabil, rasa lapar, rasa lelah yang berlebihan dan sulit tidur.

Gejala tersebut menandakan bahwa tubuh sedang membersihkan sisa-sisa nikotin yang ada. Dalam 2-3 minggu sejak berhenti merokok sirkulasi tubuh akan mulai memperbaiki kerusakan pada paru-paru, dalam jangka waktu 1-9 bulan, batuk-batuk dan nafas pendek akan menghilang.
Paru-paru Perokok mulai bersih dan fungsinya kembali normal.

5. Antioksidan
banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan seperti brokoli, apel, serta sayur dan buah lainnya. Karena mengkonsumsi makanan kaya antioksidan bisa membantu memperbaiki dan melindungi paru-paru Anda.

6. Tingkatkan kapasitas
Angka harapan hidup kita secara langsung bergantung pada kapasitas paru-paru, jika paru-paru tidak bekerja maksimal untuk mensuplai oksigen ke seluruh tubuh, maka semua proses metabolisme akan rusak.
Satu cara efektif meningkatkan kapasitas paru-paru adalah dengan memainkan instrumen seperti saksofon, terompet, peluit, bahkan recorder.
Praktek selama 10-15 menit sehari akan memperbaiki paru-paru Anda.







7. Jeruk nipis

Air jeruk nipis ternyata mampu menurunkan kadar nikotin hingga 70,65, namun air jeruk nipis di sini hanya alat bantu untuk dapat berhenti merokok.(doktersehat.com)

COPAS: TRIBUN-TIMUR.COM

Jumat, 19 Juni 2015

Puasa & penaklukkan Makkah (Fathu Makkah)



“Puasa & sejarah Fathu Makkah”
Oleh: Syukri Wahid,drg

Dari semua serial pembahasan siroh nabawiyyah, boleh jadi sejarah “fathu Makkah” atau penaklukkan kota Makkah adalah pembahasan yang paling menarik sekaligus dramatis, mengapa demikian para pembaca sekalian?. Setidaknya ada beberapa alasan yang bisa kita kemukakan disini, yang pertama adalah bahwa dari sekian banyak janji Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW adalah berupa kemenangan dalam perjuangan da’wahnya, bahwa kelak Islam yang dibawa oleh beliau akan mewarnai bumi ini dan kemudian akan memimpin peradabannya.
 

Image result for penaklukan mekkah 

Salah satu janji Allah SWT tersebut adalah berupa “fathan mubiina” atau kemenangan yang nyata, kabar kemenangan ini terdapat pada ayat pertama surat al fath, Allah SWT berfirman,” Inna faathna laka fathan mubiina” artinya “sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata”, ayat ini turun pada tahun 6 Hijriah pada saat peristiwa terjadinya perjanjian Hudaibiyah antara Rasulullah SAW dengan pihak musyrikin Makkah, ketika rombongan Umrah yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW terpaksa kandas di lembah Hudaibiyyah, karena pihak musyrikin Quraisy melarang kaum muslimin memasuki kota Makkah, walaupun tujuan Nabi bukanlah perang, tapi murni ingin menunaikann ibadah umrah, tujuan beribadah. 

Perjanjian Hudaibiyah adalah sebuah perjanjian yang meliputi gencatan senjata antara keduabelah pihak selama 10 tahun, semua suku di jazirah Arab dipersilahkan bergabung dengan pihak muslimin atau ke pihak musyrikin Quraisy , kaum muslimin tidak boleh masuk ke kota Makkah tahun itu dan hanya boleh masuk ke kota Makkah tahun depannya itupun dibatasi hanya 3 hari saja dan jika ada orang Makkah yang ke Madinah, walaupun dengan ijin walinya, maka dia harus dikembalikan ke Makkah, namun jika ada orang Madinah yang ke Makkah maka dia tidak boleh dikembalikan ke Madinah.
 

Mayoritas sahabat tidak bisa menerima keputusan yang diambil oleh Beliau, mengapa Nabi Muhammad SAW mau “duduk berdamai, mengalah dan menyetujui” perjanjian dengan musyrikin Makkah saat itu, para sahabat mengatakan ini adalah kekalahan, namun Nabi Muhammad SAW mengatakan justru ini adalah pintu kemenangan, terjadilah perbedaan cara pandang antara Nabi dan para sahabat, maka turunlah ayat diatas, yaitu surat al fath yang berarti “kemenangan”. Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kemenangan yang nyata itu adalah “kelak Makkah akan jatuh kepangkuanku”, apa yang terjadi pembaca sekalian bahwa ternyata dua tahun setelah turunnya ayat ini barulah Allah SWT membuktikannya kepada kaum muslimin, yah…penaklukan kota Makkah dan itu terjadi tepat pada bulan puasa dibulan Ramadhan tahun 8 Hijriah.
 

Alasan kedua adalah sebagaimana janji Allah SWT juga pada ayat yang lain, pada akhir ayat delapanbelas dan ayat sembilanbelas, bahwa Allah SWT berfirman,”…….., maka Allah mengetahui apa yang ada didalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)”. Serta harta rampasan yang banyak yang dapat mereka ambil.Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana “. Jika pada tahun perjanjian hudaibiyah tersebut pada akhirnya memaksa kaum muslimin harus rela kembali ke Madinah dan akhirnya membatalkan niat umrah mereka ke kota Makkah saat itu, maka itu bukanlah kekalahan, itu bukanlah akhir dari segalanya. 

Mungkin diantara para sahabat telah mendefinisikan kemenangan saat itu adalah jika kita bisa masuk ke kota Makkah dan melakukan ibadah umrah, dan mereka pun telah mendefinisikan kekalahan adalah jika kita tidak bisa masuk ke Makkah dan harus pulang ke Madinah, gara-gara orang Makkah tidak mengijinkan mereka masuk kedalam kota Makkah, titik seperti itu. Padahal menurut Allah SWT ini hanya persoalan “umrah yang tertunda” , kelak mereka akan umrah tanpa tekanan, kelak mereka akan umrah tanpa adanya intimidasi dari pihak musyrikin, jadi ini yang mungkin kita sebut “kemenangan yang tertunda”. Dan Allah menghibur kaum muslimin diayat tersebut dengan kata “fathan qoriiba” atau kemenangan yang sudah dekat waktunya, jadi ini masalah momentum saja.

Tanggal 10 Ramadhan tahun 8 Hijriah, ketika sedang berpuasa kaum muslimin meninggalkan Madinah menuju kota Makkah, dengan kekuatan 10 ribu pasukan, apa pasal yang menyebabkan kaum muslimin mengerahkan pasukan sebesar itu? Ternyata perjanjian hudaibiyah hanya berumur 19 bulan saja, pihak Quraisy melanggar perjanjian, dimana bani bakar sekutu dari Quraisy membunuh dan memerangi bani khuzaah yang merupakan sekutu Rasulullah SAW, karenanya Nabi SAW mengambil sikap tegas terhadap para pelanggar perjanjian, yaitu memerangi mereka.
 

Sekarang saya ingin mengajak anda semua menduga-duga seperti ini, kira-kira apa yang ada dalam benak sahabat yang ada dalam pasukan besar tersebut, tiga ribu diantaranya adalah mereka yang pernah “gagal umrah” pada perjanjian hudaibiyah. Kejadian hari itu dimaknai oleh sebagian dari mereka adalah ajang “balas dendam”, sebagaimana diungkapkan oleh sahabat Sa’ad bin ubadah, pembawa bendera kaum Anshar, “ hari ini adalah hari pembantaian, hari ini kesucian ka’bah dihalalkan. Hari ini Allah akan merendahkan kaum Quraisy”. Teriakan keras sahabat ini terdengar oleh Abu sufyan yang sedang melihat dari puncak bukit, dibenaknya Abu sufyan sudah menduga bahwa kaum muslim sudah “marah besar”, bahwa kaum muslimin akan memerangi mereka semuanya.
 

Apa reaksi Rasulullah SAW, ternyata ungkapan Sa’ad dijawab oleh Rasul dan bahkan diluruskan, beliau bersabda,” Bahkan hari ini adalah hari kasih sayang, hari ini, Ka’bah diagungkan. Hari ini dimana Allah memuliakan kaum Quraisy”. Dan setelah itu Nabi mencopot jabatan Sa’ad dan diganti oleh anaknya Qais bin Sa’ad. Sebuah pemandangan yang indah pembaca sekalian, bahwa disaat Nabi memiliki semua alasan untuk membalas dan memerangi kaum Quraisy, justru yang keluar adalah kelemahlembutan. Jadi inilah yang kita sebut dengan “orang kuat yang memaafkan”, kalau orang lemah memaafkan itu biasa. 

Puasa itu mampu melahirkan kekuatan jiwa seperti itu, mampu mengendalikan nafsu, jiwa-jiwa pemaaf itu lahir dari rahim Ramadhan. Ketika semua penduduk Makkah terduduk lemah didepan Ka.bah dihadapan Rasulullah SAW, mereka menyatakan menyerah dan kini mereka sedang menunggu-nunggu apa yang bakal mereka terima dari Sang pemimpin Nabiullah Muhammad SAW, memecah keheningan itu, Nabi mengajukan satu pertanyaan singkat,”yaa ma’syaral Quraisy!!!, maadza tarauna anni faa’ilun bikum???”, wahai orang Quraisy, apa yang akan saya lakukan kepada kalian sekarang?. Apa makna ucapan ini bagi Hindun yang pernah memakan hati paman Nabi, Hamzah diperang uhud? Mereka menjawab seraya merayu, engkau adalah saudara kami yang baik. “Pergilah kalian semua, kalian aku maafkan…” tiba-tiba Nabi mengatakan demikian. Mungkinkah kita sekarang lahir seperti jiwa-jiwa yang juga mengatakan hal yang sama diatas???,,,,tergantung puasa kita.

copas dari http://pesonasejarah.blogspot.com/2008/10/puasa-penaklukkan-makkah-fathuh-makkah.html 

Menjadi cendekia dengan berpuasa


Ternyata puasa selain terkesan terlihat cool dan gaul, juga bisa membuat cerdas otak. Berdasarkan penelitian terbaru puasa bisa memperbarui sistem jaringan organ dalam tubuh, termasuk otak, dan hati. Belum lama ini penelitian yang dilakukan oleh Trinidad Islamic Academy dengan menggunakan alat perekam otak yang dikenal dengan nama Electroencephalography (EEG), hasilnya sungguh menakjubkan.

Menurut Dr Ebrahim Kazim, ketua dari peneliti tersebut mengatakan "puasa bisa mengakibatkan deep sleep, atau tidur lebih berkualitas yang berdampak positif pada perbaikan sel sel dalam otak".

Dalam setiap kondisi, frekwensi otak pada manusia akan terus berubah-rubah mengikuti situasi batin. Dan melalui gelombang aktifitas listrik yang dapat dimonitor, ternyata pola orang yang sedang berpuasa terlihat tenang, yang berpengaruh pada tabiat pelakukannya menjadi terkesan cool.

Dan dampak positif dari orang berpuasa yang membuat cerdas otak ini juga sudah terbukti sejak ratusan tahun silam. Misalnya Imam syafi'i yanag gemar puasa sejak usia dini juga terbukti mampu menghafal Al-Qur'an sejak usia 7 tahun, menghafal hadits sejak usia 10 tahun.

Selain itu, seperti Imam as-Suyuthi yang mampu menulis separuh dari kitab Tafsir Al-Jalalain yang belum dirampungkan oleh gurunya, Imam al-Mahalli, hanya dalam tempo 40 hari juga karena sedang puasa

Imam as-Suyuthi ketika berumur 21 tahun sudah mampu menulis separuh kitab tafsir Al-Jalalain yang belum dirampungkan oleh Imam al-Mahalli, gurunya karena kedahuluan wafat. Itu semua dilakukannya hanya dalam tempo empat puluh hari, yaitu dari awai bulan Ramadhan hingga tanggai 10 bulan Syawwal tahun 870 H.
Kehebatan tingkat kecerdasan ini terjadi karena ia menulis sambil menjalani ibadah puasa. Selain Imam as-Suyuthi ternyata banyak ulama, tokoh, intelektual, dan bintang pelajar yang justru menuai keberhasilan karena terbiasa menjalani ibadah puasa. Adakah keterkaitan ibadah puasa dengan peningkatan kecerdasan otak?
Manusia hidup bergantung dari udara, makan-makanan, tanah, dan jagad raya sekitarnya. Fokus tersebut memberikan pengaruh kuat bagi hidup dan kehidupannya menuju objek materiil.
Ini bisa diraup dengan ilmu pengetahuan, sedang ilmu ini tidak bisa dimiliki manusia tanpa melalui kecerdasan otak dan kecakapan nalar pikiran yang sering dikenal dengan IQ (Intelligence Quotient).
Otak manusia yang beratnya sekitar 1,3 kilo gram tersusun atas jaringan yang rumit. Otak bertindak atas dasar informasi yang diterima terus-menerus dan tiada putus-putusnya, serta dibantu oleh saraf dan hormon.
Otak juga berfungsi memberi tahu kapan saatnya tubuh membutuhkan makanan, tidur, bangun, dan sebagainya. Begitu banyak kelebihan otak manusia dibanding dengan komputer. Otak yang berwujud seperti agar-agar, memiliki kemampuan berpikir, berimajinasi, dan berkreasi, yang tidak bisa diiakukan oleh komputer.

dan sumber lainnya

Ternyata puasa selain terkesan terlihat cool dan gaul, juga bisa membuat cerdas otak. Berdasarkan penelitian terbaru puasa bisa memperbarui sistem jaringan organ dalam tubuh, termasuk otak, dan hati. Belum lama ini penelitian yang dilakukan oleh Trinidad Islamic Academy dengan menggunakan alat perekam otak yang dikenal dengan nama Electroencephalography (EEG), hasilnya sungguh menakjubkan. Menurut Dr Ebrahim Kazim, ketua dari peneliti tersebut mengatakan "puasa bisa mengakibatkan deep sleep, atau tidur lebih berkualitas yang berdampak positif pada perbaikan sel sel dalam otak". Dalam setiap kondisi, frekwensi otak pada manusia akan terus berubah-rubah mengikuti situasi batin. Dan melalui gelombang aktifitas listrik yang dapat dimonitor, ternyata pola orang yang sedang berpuasa terlihat tenang, yang berpengaruh pada tabiat pelakukannya menjadi terkesan cool. Dan dampak positif dari orang berpuasa yang membuat cerdas otak ini juga sudah terbukti sejak ratusan tahun silam. Misalnya Imam syafi'i yanag gemar puasa sejak usia dini juga terbukti mampu menghafal Al-Qur'an sejak usia 7 tahun, menghafal hadits sejak usia 10 tahun. Untuk melanjutkan kisah ini. anda bisa membaca Ternyata Mazhab Ahli Hadits Al Bukhari itu Imam Syafi'i Selain itu, seperti Imam as-Suyuthi yang mampu menulis separuh dari kitab Tafsir Al-Jalalain yang belum dirampungkan oleh gurunya, Imam al-Mahalli, hanya dalam tempo 40 hari juga karena sedang puasa. (tiiwmu)

Sumber :http://www.tipswisatamurah.com/2014/07/puasa-selain-terkesan-cool-juga-membuat.html
Copyright: tipswisatamurah.com | tips wisata murah : home

Puasa dan Kecerdasan Otak

Image result for puasa dan cerdas 

Toh rasa lapar tidak akan membunuh. Banyak orang miskin di luar sana yang tidak makan semala berhari-hari dan mereka masih bisa hidup, bukan? Dengan shaum kita melakukan revitalisasi otak. Otak menjadi lebih aktif berpikir.

Sobat, Bulan Ramadhan akan selalu datang. Nah, Alhamdulillah kita yang diberi kesempatan menemui bulan mulia tersebut terkadang menjadi tipe manusia yang berbeda dalam menyikapinya. Pertama: tipe orang yang bergembira dan antusias menyambutnya. mereka merindukannya sepertinya merindukan kekasih yang sudah lama terpisah. Mereka ingin segera menemuinya. Inilah gambaran para salafusshaleh dan orang beriman dalam menyambut bulan Ramadhan. (Semoga kita termasuk didalamnya)

"Inilah janji Rasulullah saw bahwa TIDAK DATANG kepada kaum muslimin suatu bulan yang LEBIH BAIK bagi mereka dari bulan Ramadhan, dan tidak datang kepada orang munafiq suatu bulan yg LEBIH BURUK bagi mereka selain bulan Ramadhan. Yang demikian itu karena kaum muslimin menyiapkan TENAGA dan SEMANGAT untuk beribadah, sedangkan yang dipersiapkan oleh orang munafiq adalah KESENANGAN mereka akan kelalaian orang lain dan mencari-cari aib mereka." (HR.Ahmad)

Tipe kedua adalah orang yang bersedih dan gusar menyambut bulan Ramadhan. Ketika mendekati bulan Ramadhan ini mereka merasa akan kehilangan kebebasan mereka untuk melakukan keinginan hawa nafsu mereka. inilah gambaran orang-orang fasiq dan munafik dalam menyambut ramadhan.

Lantas, bagaimana hubungan puasa (shaum) dengan kecerdasan otak, seperti tulisan judul diatas?


Image result for puasa dan cerdas
 


Begini, salah satu ciri orang yang melaksanakan shaum dengan benar adalah memiliki pikiran atau kemampuan mengelola dirinya menjadi lebih jernih dan terarah. Shaum bagaikan kemudi sebuah kapal yang memiliki jangkar positif di sebelah kanan dan jangkar negatif di sebelah kiri.

Ibadah yang sifatnya regular dan frekuensinya dipertahankan akan menimbulkan keseimbangan baru dalam hormon yang pada gilirannya nanti akan melahirkan cinta.

Nah, kalau kita sudah dapat melakukan ibadah dengan niat lillahi taala, maka rasa cinta kepada Allah pun akan tumbuh. Saat shaum, terbentuklah perilaku baru dan anggapan bahwa ini merupakan proses yang menyenangkan.

Tubuh pun kemudian akan mengeluarkan hormon oksitosin yang disebut juga sebagai hormon cinta yang paling tinggi. Kalau shaum dilaksanakan dengan benar, maka kita akan berada pada kondisi gembira, tiada beban, dan tenang karena tubuh dipenuhi zat kimia cinta.

Apakah berhenti sampai di situ saja? Tentu tidak. Ketika shaum sudah dapat melahirkan cinta, Allah melalui Rasulnya menguji kita dengan perintah sedekah.

Dari Ibnu Abbas r.a, ia berkata : "Rasulullah saw adalah orang yang paling PEMURAH, dan lebih pemurah lagi dalam bulan Ramadhan.... Sungguh Rasulullah saw sangat lebih pemurah dibandingkan ANGIN yang bertiup." [HR Bukhari, Muslim, an-Nasa'i, Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Hibban]


Di sini akan terlihat apakah cinta yang kita dapatkan selama menjalankan shaum dapat benar-benar teraplikasikan untuk menolong sesama atau tidak. Kalau kita masih pelit untuk bersedekah, maka hal tersebut menjadi kontradiksi dengan cinta yang didapatkan selama shaum karena ciri cinta yang hakiki adalah keinginan yang sangat kuat untuk berbagi.

Konsep kecerdasan yang lahir dari shaum yang benar adalah perubahan hormonal dan perilaku (lebih rasional). Ya, shaum mengajak kita untuk berpikir rasional. Ketika rasa lapar datang, otak kita akan diajak berpikir bahwa meski rasa lapar tubuh akan baik-baik saja.

Toh rasa lapar tidak akan membunuh. Banyak orang miskin di luar sana yang tidak makan semala berhari-hari dan mereka masih bisa hidup, bukan? Dengan shaum kita melakukan revitalisasi otak. Otak menjadi lebih aktif berpikir.

Jadi, shaum dapat meningkatkan kecerdasan integratif (yang merupakan gabungan dari kecerdasan intelektual, kecerdasan sosial, dan kecerdasan emosional). Takwa adalah nama lain kecerdasan integratif karena ia tidak hanya berupa taklid tapi juga beriman secara sistematis mengikuti aturan yang sudah ditetapkan. Selain itu, orang yang bertakwa akan cukup cerdas dalam memaknai yang dijalaninya dalam kehidupan ini.

Happy Ramadhan, Selamat menunaikan Ibadah Shaum. Perbanyak ilmu dan amal demi tujuan predikat Taqwa dari Allah swt. Amiin


copas dr http://www.percikaniman.org/category/artikel-islam/puasa-dan-kecerdasan-otak 

Ini Cara Cepat Putihkan Gigi



Awalnya cara ini terlihat kotor, tetapi hasilnya luar biasa: Pemutihan gigi dengan arang aktif!

Meskipun, terlihat jahat dan kotor di dunia itu adalah cara yang paling populer dan efektif memutihkan gigi.

Untuk semua orang sudah muak dengan iklan yang merekomendasikan pasta gigi mahal yang memastikan gigi putih mutiara hanya dalam 2 hari.
Namun dalam kenyataannya semuanya adalah aksi publisitas yang jarang menyebabkan efek yang diinginkan.

Namun, cobalah tips yang satu ini. Sangat efektif dan cara terbaik, yang alami. Mungkin Anda belum pernah mendengar, tetapi untuk gigi putih Anda perlu karbon aktif.

Dengan sedikit gosokan di mulut, maka Anda akan mendapatkan apa yang diinginkan, gigi putih mutiara.

Salah satu obat alami yang paling kuat, yang membantu dalam sejumlah penyakit disentri radiasi adalah karbon. Dokter Mesir dan pendiri pengobatan ilmiah Hippocrates merekomendasikan batubara untuk mengobati keracunan, dan Indian Amerika menggunakan untuk infeksi kulit

Cara memutihkan gigi dengan karbon aktif?

Dalam mangkuk, siapkan arang aktif yang dihancurkan. Oleskan di sikat gigi yang sudah dibasahi lalu gosokkan ke gigi Anda.
Tidak perlu menekan dan menggosok gigi yang kuat, tapi sikatlah hanya dengan gerakan melingkar.


Biarkan selama 3-4 menit dengan arang aktif, kemudian bilas dengan air dan setelah itu Anda dapat menyikat gigi Anda dengan pasta gigi biasa. Hasilnya sudah terlihat pada percobaan pertama dan setelah seminggu Anda akan memiliki gigi putih mutiara.

copas dari http://medan.tribunnews.com/2015/06/18/ 

Kamis, 18 Juni 2015

Puasa Meningkatkan Kecerdasan

kecerdasan spiritual

Satu diantara ciri orang yang melaksanakan puasa dengan benar adalah memiliki pikiran atau kemampuan mengelola dirinya menjadi lebih jernih dan terarah. Puasa bagaikan kemudi sebuah kapal yang memiliki jangkar positif di sebelah kanan dan jangkar negatif di sebelah kiri.

Ibadah yang sifatnya regular dan frekuensinya dipertahankan akan menimbulkan keseimbangan baru dalam hormon yang pada gilirannya nanti akan melahirkan cinta.

Nah, kalau kita sudah dapat melakukan ibadah dengan niat lillahi ta’ala, maka rasa cinta kepada Allah SWT pun akan tumbuh. Saat puasa, terbentuklah perilaku baru dan anggapan bahwa ini merupakan proses yang menyenangkan.

Tubuh pun kemudian akan mengeluarkan Hormon Oksitosin yang disebut juga sebagai hormon cinta yang paling tinggi. Kalau puasa dilaksanakan dengan benar, maka kita akan berada pada kondisi gembira, tiada beban, tenang dan ikhlas karena tubuh dipenuhi zat kimia cinta.

Apakah berhenti sampai di situ saja? Tentu tidak. Ketika puasa sudah dapat melahirkan cinta, Allah SWT melalui Rasulnya menguji kita dengan perintah sedekah.

Dari Ibnu Abbas r.a, ia berkata : “Rasulullah saw adalah orang yang paling PEMURAH, dan lebih pemurah lagi dalam bulan Ramadhan…. Sungguh Rasulullah saw sangat lebih pemurah dibandingkan ANGIN yang bertiup.”
[HR Bukhari, Muslim, an-Nasa’i, Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Hibban]

Di sini akan terlihat apakah cinta yang kita dapatkan selama menjalankan puasa dapat benar-benar teraplikasikan untuk menolong sesama atau tidak. Kalau kita masih pelit untuk bersedekah, maka hal tersebut menjadi kontradiksi dengan cinta yang didapatkan selama puasa karena ciri cinta yang hakiki adalah keinginan yang sangat kuat untuk berbagi.


Berdasarkan berbagai penelitian ilmiah dan terperinci terhadap organ tubuh manusia dan aktivitas fisiologisnya ditemukan bahwa puasa secara jelas adalah sesuatu yang sebaiknya dilakukan oleh tubuh manusia sehingga ia bisa terus melakukan aktivitasnya secara baik. Dan puasa benar-benar sangat penting dan dibutuhkan bagi kesehatan manusia sebagaimana manusia membutuhkan makan, bernafas, bergerak, dan tidur.

Pentingnya puasa bagi tubuh adalah karena puasa bisa membantu badan dalam membuang sel-sel yang sudah rusak, sekaligus sel-sel atau hormon atau pun zat-zat yang melebihi jumlah yang dibutuhkan tubuh.

Puasa secara kimia, tidak diakhiri ketika simpanan karbohidrat ditubuh mulai digunakan sebagai sumber energi. Ia akan terus berlanjut selama simpanan lemak dan karbohidrat digunakan untuk energi. Beda dengan pemakaian simpanan protein. Ketika simpanan protein dihabiskan untuk energi, yang mengakibatkan hilangnya masa otot, secara teknis orang bersangkutan akan merasa kelaparan.

Kurangnya masukkan energi pada orang-orang yang berpuasa, membuat tubuh harus mencari sumber energi yang tersimpan didalamnya, dan fungsi ini disebut autolisis. Autolisis adalah terpakainya simpanan lemak dalam tubuh untuk dijadikan sumber energi tubuh.

Puasa dituntunkan oleh agama Islam adalah rata-rata 13-14 jam, kemudian baru makan untuk durasi waktu beberapa jam. Ini adalah metode yang bagus untuk sistem pembuangan sel-sel atau hormon yang rusak dan membangun kembali badan dengan sel-sel baru. Puasa yang bagus bagi badan itu adalah dilakukan selama satu bulan berturut-turut dalam setahun, dan bisa ditambahkan 3 hari setiap bulan.


Puasa dan Kecerdasan
Puasa sangat membantu pandangan mata sehingga pandangan menjadi jelas sekali. Demikian juga sangat membantu dalam menganalisis ide-ide baru atau pun persepsi. Itu disebabkan oleh kurangnya zat-zat beracun yang terdapat pada oksigen bebas yang masuk ke dalam tubuh kita sehingga sel-sel dalam tubuh kita akan bekerja dengan lebih baik, termasuk sel-sel otak kita. Sehingga kecerdasan kita akan lebih meningkat. Disamping itu pula, energi yang kita gunakan untuk berfikir lebih banyak, karena saat berpuasa energi akan dialihkan sementara dari sistem pencernaan dan lebih banyak digunakan untuk aktivitas lainnya.

Puasa terbukti berupaya merangsang berbagai kecerdasan, sekurang-kurangnya tiga kecerdasan utama yaitu:

1.      Kecerdasan Intelektual (IQ)
Ketika tidak puasa, perut dan usus melakukan pencernaan makanan, tenaga dan pengaliran darah tertumpu kepada proses pengolahan makanan. Sebaliknya ketika berpuasa, tenaga dan pengaliran darah berpeluang memberi tumpuan kepada otak untuk meningkatkan daya berfikir dan ketajaman pikiran.

2.      Kecerdasan Emosi (EQ)
Dengan berpuasa, emosi kita akan terdidik dan berubah kepada yang lebih stabil dan rasional. Orang yang berpuasa perlu bersabar menunggu waktu berbuka dan menjauhi perkara-perkara yang membatalkan puasa. Sifat pemarah akan berkurang, lebih bersimpati dan memahami perasaan orang lain, hati jadi lembut dan banyak hal  positif  berkaitan emosi.

3.      Kecerdasan Spiritual (SQ)
Berpuasa juga menguatkan spiritual/rohani. Lebih dekat dengan Sang Maha Pencipta dan membangkitkan rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta. Dengan berpuasa, kecenderungan melakukan ibadah-ibadah lain juga turut meningkat. Malah tidak jarang puasa dijadikan momentum untuk mulai  berubah secara spiritual, misal membiasakan  diri untuk mulai sholat, berjilbab, dst.

Konsep kecerdasan yang lahir dari puasa yang benar adalah perubahan hormonal dan perilaku (lebih rasional). Ya, puasa mengajak kita untuk berpikir rasional. Ketika rasa lapar datang, otak kita akan diajak berpikir bahwa meski rasa lapar tubuh akan baik-baik saja.

Rasa lapar tidak akan membunuh. Banyak orang miskin di luar sana yang tidak makan semala berhari-hari dan mereka masih bisa hidup. Dengan puasa kita melakukan revitalisasi otak. Otak menjadi lebih aktif berpikir.
Jadi, puasa dapat meningkatkan kecerdasan integratif. Takwa adalah nama lain kecerdasan integratif karena ia tidak hanya berupa taklid tapi juga beriman secara sistematis mengikuti aturan yang sudah ditetapkan. Selain itu, orang yang bertakwa akan cukup cerdas dalam memaknai yang dijalaninya dalam kehidupan ini

copas dari https://klinikpengobatanalami.wordpress.com/2013/07/19/puasa-meningkatkan-kecerdasan/ 

Puasa Membentuk Kecerdasan Spiritual dan Emosional


Puasa dapat membentuk kecerdasan spiritual dan emosional. Sebagaimana telaah Bapak Abu Rokhmad dan Bapak Umar Ma’ruf yang pernah di publish di Suara Merdeka. Secara detail beliau berdua menjelaskan bagaimana puasa dapat membentuk kecerdasan spiritual seseorang melalui beberapa dalil dan penjelasan mengenai spiritual intelligence. Bagaimana uraiannya? Berikut adalah artikel lengkapnya

RAMADAN merupakan bulan yang penuh berkah. Di dalamnya terdapat beribu hikmah yang dijanjikan Allah bagi mereka yang beriman. Tidak berlebihan bila Nabi pernah menggambarkan orang yang tahu hikmah Ramadan akan mengharap Ramadan berlangsung setahun penuh.

Kewajiban berpuasa bagi orang-orang yang beriman ini disandarkan pada Alquran, surat Albaqarah ayat 183, yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu sekalian berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu sekalian bertakwa.”

Dari ayat ini ditegaskan bahwa iman merupakan modal dasar dan bekal primer kaum muslimin untuk menunaikan ibadah puasa selama sebulan penuh.

Mengingat puasa hanya karena Allah, maka kesadaran keimanan harus selalu dihadirkan dalam hati dalam menunaikan ibadah ini. Sebab tanpa kesadaran keimanan, puasa yang dilaksanakan tak memiliki nilai apa-apa, kecuali haus dan lapar.

Puasa di bulan suci Ramadan merupakan momentum istimewa untuk mengembangkan kesadaran hati sebagai kesadaran tertinggi. Caranya adalah menjadikan puasa sebagai instrumen reformasi-spiritual atau pendakian spiritual. Secara epistemologis keagamaan, pendakian spiritual dalam prosesi ibadah puasa ini dapat dicapai melalui tiga tahapan.

Al-Ghazali menjelaskan tiga tahapan ibadah puasa sebagai proses pendakian spiritual sebagai berikut: Pertama, puasa orang awam, yang sekadar menahan rasa haus, lapar dan hubungan seksual. Kedua, puasa orang khusus, yang bukan sekadar menahan rasa haus, lapar dan hubungan seksual, tetapi juga mampu menahan inderanya dari perbuatan dosa. Ketiga, puasa orang super khusus khawas al-khawas, selain sanggup menahan keempat hal di atas, ditambah dengan puasa hati nurani.

Puasa hati nurani atau puasa batiniah ini adalah puasa yang dapat mengendalikan pemikiran, hati dan imajinasi kita dan segala yang menjauhkan kita dari kehadiran Tuhan. Inilah puncak tertinggi pendakian spiritual untuk mencapai kesadaran tertinggi. (Sukidi, 2001).

Dalam konteks inilah, puasa sejati adalah puasa hati nurani, yang menjadi instrumen penting untuk menyucikan hati kita. Tidak berlebihan, jika orang-orang arif dan bijak zaman dulu sering mengajak kita untuk menyucikan hati. ”Karena mata hati punya kemampuan 70 kali lebih besar dalam melihat kebenaran daripada dua indera penglihatan,” demikian kata Al-Rumi.

Sebagai makhluk jasmaniah dan ruhaniah, manusia memiliki potensi dalam dirinya, baik yang berhubungan dengan dunia material maupun dunia spiritual. Selain mampu menangkap hukum-hukum alam di balik gejala fisik yang diamatinya, manusia juga dapat menyadap isyarat-isyarat gaib dari alam yang lebih luas lagi. Bila salah satu potensi dikembangkan, sementara lainnya dimatikan atau dibiarkan hidup seadanya, maka dimungkinkan manusia hidup dalam ketidakseimbangan.

Jean Jaques Rousseau menganggap semua penyakit kemanusiaan timbul karena manusia hanya mempertajam akalnya saja dan mengesampingkan hati nu-raninya. Manusia yang hanya berpikir saja adalah binatang yang bercacat. (Rahmat, 1995).

Dalam konteks inilah puasa sebagai salah satu media untuk menyucikan hati dan mengasah ketajaman batin sangat diperlukan. Jika hati telah bersih, maka potensi kecerdasan spiritual yang terpendam dalam diri kita lambat laun akan muncul. Sebab, kecerdasan spiritual (SQ) mampu mengungkap sisi perenial (yang asasi atau abadi) dalam struktur kecerdasan manusia.

Puasa Membentuk Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual (SQ) merupakan kelanjutan mata rantai keilmuan dalam bidang psikologi, setelah keberadaan pengukuran kecerdasan melalui metode IQ dan EQ semakin dipertanyakan. Dalam buku Menjadi Jenius seperti Leonardo da Vinci (2001) misalnya, diungkapkan kelemahan dasar dari konsep kecerdasan IQ adalah skor IQ ternyata bisa ditingkatkan secara signifikan me-lalui pelatihan yang tepat.

Menurut Michal Levin dalam Spiritual Intellegence, Awakening the Power of Your Spirituality and Intuition (2000) menyatakan bahwa pengetahuan spiritual perlu ditancapkan ke ranah kesadaran. Karena spiritualitas sebatas pengetahuan menjadi tak bermakna. Apalagi, pengetahuan seringkali mengganggu pikiran. Orang yang cerdas secara spiritual bukan berarti kaya dengan pengetahuan spiritual, melainkan sudah merambah ke dalam kesadaran spiritual. Kesadaran ini terefleksikan ke dalam kehidupan sehari-hari, menjadi sikap hidup yang arif dan bijak secara spiritual, toleran, terbuka, jujur, cinta kasih dan Iain-lain. Inilah inti sejati kecerdasan spiritual.

Khalil A Khawari dalam bukunya Spiritual Intelligence, A Practical Guide to Personal Happiness (2000) mengungkapkan perspektif ‘kecerdasan spiritual’ sebagai pembimbing untuk meraih kebahagiaan spiritual. Sebagai makhluk spiritual, kebahagiaan manusia tidak bisa lagi diukur dengan uang, kesuksesan, kepuasan seksual dan lain-lain, tetapi kebahagiaan yang diletakkan dalam wilayah spiritual.

Dengan demikian, jika kecerdasan intelektual (IQ -Intelligence Quotient) bersandarkan nalar, rasio-intelektual, sementara kecerdasan emosional (EQ, Emotional Quotient) bersandar pada emosi, maka hakikat kecerdasan spiritual (SQ, Spiritual Quotient) disandarkan pada kecerdasan jiwa, ruhani dan spiritual. SQ adalah kecerdasan generasi ketiga yang diyakini mampu melahirkan kembali manusia setelah sekian lama mengalami alienasi dan disorientasi hidup.

Puasa dan Kesucian Hati

Puasa seperti apa yang dapat meningkatkan kecerdasan spiritual? Puasa yang dilakukan dengan kesucian hati dan kebersihan jiwalah yang dapat menumbuhkan apa yang dikatakan oleh psikolog Danah Zohar dan Ian Marshal (2000) sebagai kecerdasan spiritual. Atau puasa yang dilakukan dengan melibatkan hati nurani, sebagaimana yang disebut oleh Al-Gazali sebagai puasa orang yang super khusus. Puasa hati nurani inilah puasa sejati yang dapat menjadi instrumen penting untuk menyucikan hati kita.

Puasa seperti ini, selain menghindari makan, minum, tidak melakukan hubungan seksual, menghindarkan indera dari perbuatan dosa, juga puasa yang dilakukan tanpa mengharapkan imbalan apa pun dari Allah, baik berupa pahala, kesehatan, balasan atau bahkan surga. Puasa tersebut dilakukan dengan ikhlas, semata-mata karena perintah Allah. Sebab jika suatu ibadah dilaksanakan karena motivasi-motivasi lain, maka yang didapat hanyalah apa yang diharapkan, sedang yang lain, ia tidak akan memperolehnya.

Oleh karena itu, ikhlas adalah kata kunci pelaksanaan ibadah puasa (juga ibadah yang lain). Jika ibadah puasa dilaksakan dengan ikhlas (semata-mata melaksanakan perintah Allah), maka rentetan efek positifnya bukan hanya berupa pahala, surga, kesehatan atau apa pun yang diharapkan. Lebih dari itu, Allah akan memberikan keridaan kepadanya. Siapa pun yang memperoleh rida, maka apa pun yang dimiliki oleh Allah akan diberikan kepadanya, diminta atau tidak.

Dengan demikian, ikhlas ibarat sebuah tiket dalam perjalanan pesawat terbang. Seseorang cukup rnengantongi sebuah boarding pass untuk melaksanakan perjalanan jauh yang melelahkan. Diminta atau tidak, berbagai tasilitas dalam pesawat yang dibutuhkan oieh penumpang akan diberikan. Misalnya, pelayanan yang ramah dari pramugari, dapat makanan dan minuman, kenyamanan dan kesenangan dalam perjalanan dan lain-lain. Jika seorang muslim berpuasa dengan ikhlas, maka kelak ia akan mendapatkan hak-haknya berupa kebahagian dan ketenangan hidup.

Puasa hati nurani inilah yang akan menyingkap seluruh rahasia ketuhanan, yang terpancar dari dalam jiwa manusia. Jiwa manusia yang tenang, akan mudah menerima hidayah dan cahaya keagungan Tuhan dalam menjalani kehidupan. Hidayah inilah yang akan menuntun dan mempermudah manusia dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup yang semakin kompleks. Apa yang ingin ditekan di sini adalah bahwa hati yang hening dan bersih lebih mudah menerima kecerdasan spiritual yang dipancarkan dari Allah.

Puasa yang dapat mengembangkan kecerdasan spiritual adalah puasa yang dilakukan oleh orang yang melihat segala sesuatu dengan mata hati. Mata hatilah yang dapat menyingkap hakikat kebenaran yang tak tampak oleh mata.

Puasa yang dilakukan tanpa melibatkan mata hati adalah puasa yang hampa, kehilangan orientasi ilahiahnya. Dengan demikian, indikator keberhasilan puasa seseorang bukan pada bentuk lahiriah ibadahnya, tetapi pada kegiatan amaliah dan sikap hidupnya.

Demikian ulasan yang sangat menarik mengenai puasa. Dimana puasa ternyata dapat meningkatkan kecerdasan spiritual dan emosional seseorang. Karena itu, pupuklah diri Anda dengan berpuasa yang baik, sehingga mendapatkan faedah yang sangat baik ini. Selamat berpuasa!

Sumber: http://kafeilmu.com/puasa-membentuk-kecerdasan-spiritual-dan-emosional/