Selasa, 26 Februari 2013

Parenting Barat dan Parenting Islam

Oleh: M Husnaini



Sejenak mari renungkan tugas kependidikan kita sebagai orangtua. Sudahkah pendidikan kita untuk buah hati sesuai dengan konsep Islam atau justru sebaliknya. Tentu memungut konsep dari luar Islam tidak salah. Tetapi jika itu bertentangan dengan Islam, seharusnya dengan lapang dada kita segera mengeliminisasinya.

Sebelum popular istilah parenting dengan berbagai metodenya, Islam sudah memberikan panduan lengkap dan aplikatif soal pendidikan dan pengasuhan anak. “Hai orang-orang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan mereka selalu mengerjakan segala yang diperintahkan-Nya” (At-Tahrim: 6).

Rasulullah seakan mengkonfirmasi ayat di atas, “Barangsiapa memiliki dua anak dan diasuh dengan baik, maka mereka akan menjadi sebab orangtua masuk surga” (Bukhari). Dan jika jeli membuka khazanah Islam, kita juga akan menemukan kitab-kitab karya ulama Islam yang mengurai soal parenting. Teori-teorinya tidak kalah canggih, bersandar pada dalil-dalil yang accountable, dan sudah terbukti kebenarannya.

Islam memang sangat lengkap memberikan tuntunan pendidikan anak. Sejak memilih pasangan, saat anak dalam kandungan, usia balita, remaja, dan seterusnya. Tetapi konsep-konsep parenting yang belakangan marak kerap membuat banyak orangtua tergoda. Sepintas lalu memang tampak indah dan mempesona. Tetapi cermatilah dengan saksama, konsep racikan bumbu ala Barat itu sungguh mengidap banyak masalah. Tidak heran, canggihnya konsep pendidikan seakan berpacu dengan kebobrokan moralitas anak bangsa hari ini.

Data berikut membuat kita tercengang. Riset Divisi Anak dan Remaja Yayasan Kita dan Buah Hati pada Januari hingga September 2012 menyebutkan, 84% dari 1.199 murid SD pernah melihat film porno. Medianya adalah internet (21%), film atau VCD (14%), komik (13%), iklan (8%), sinetron (5%), dan sisanya dari HP. Facebook, Twitter, YouTube, dan Google juga tidak pernah steril dari muatan pornografi. Data Komnas Perlindungan Anak juga menyebutkan, kasus tawuran pelajar sudah meningkat sejak enam bulan pertama pada 2012. Bayangkan, sejak Januari sampai Juni 2012, sudah terjadi 139 kasus tawuran di wilayah Jakarta. Sementara pada 2011, ada 339 kasus tawuran. Jumlah anak perokok di bawah 10 tahun antara 2008 hingga 2012 mencapai 239.000 orang. Sementara yang berusia 10 hingga 14 tahun, ada 1.2 juta orang (Majalah Karima, Desember 2012).

Banyak konsep pendidikan Barat yang memang salah kaprah. Misalnya, jargon pendidikan berbasis HAM dan anti kekerasan. Dengan dalih HAM dan kebebasan, mereka mengharamkan hukuman dengan kekerasan. Hukuman fisik ke anak dalam rangka pendidikan disamakan dengan kekerasan ke sesama orang dewasa atau preman. Hukuman fisik berarti KDRT, dan pelakunya harus dipidanakan. Maka kerap kita lihat guru atau orangtua yang harus berurusan dengan hukum dan kepolisian gara-gara menerapkan hukuman, yang dianggap melanggar HAM dan kebebasan anak.

Islam tidak pernah melegalkan kekerasan. Tetapi, pukulan tidak menyakiti yang diberikan untuk mendidik jelas absah dilakukan. Semua gamblang dijelaskan, seperti sebagai alternatif terakhir hukuman, tidak mengarah ke wajah, tidak disertai emosi dan kebencian. Simak sabda Rasulullah, “Ajarilah anak-anakmu shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka (jika tidak mau shalat) ketika berumur sepuluh tahun” (Abu Dawud).

Tujuh tahun adalah masa pelatihan, karena anak umumnya belum masuk usia baligh. Ketegasan mutlak dibutuhkan ketika anak sudah mencapai usia baligh, rata-rata usia 10 tahun. Paksaan? Semua ibadah mulanya memang butuh paksaan. Baru ketika anak memiliki kesadaran matang, ibadah akan menjadi kebutuhan, seperti makanan dan minuman. Rasulullah sendiri biasa menggantungkan cambuk di dinding rumah. Dalam hadits yang dihasankan oleh Nashiruddin Al-Albani, “Gantungkanlah cambuk di tempat yang bisa dilihat oleh anggota keluarga. Sungguh itu akan menjadi pengajaran bagi mereka” (Shahihul Jami).

Salah kaprah lain yaitu peniadaan perintah dan larangan dalam pendidikan. Ini bertolak belakang dengan konsep Islam. Luqman adalah pribadi sukses di bidang pendidikan. Ia dikaruniai ilmu dan kebenaran. Tutur katanya mengandung hikmah dan menginspirasi banyak orang, sehingga namanya diabadikan Allah dalam al-Quran. “Dan sungguh telah Kami berikan hikmah kepada Luqman” (Luqman: 12).

Simak dawuh Luqman kepada anaknya. “Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika ia memberi pelajaran kepadanya, Hai anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah. Sungguh menyekutukan Allah itu benar-benar kezhaliman besar” (Luqman: 13). Selanjutnya, Luqman bertutur, “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia untuk mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan mungkar, bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sungguh yang demikian termasuk hal-hal yang diwajibkan. Dan janganlah kamu palingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri” (Luqman: 17-18).

Bukankah dalam ucapan Luqman itu terdapat perintah dan larangan? Allah bahkan berulang kali memerintah dan melarang kita. Yang taat perintah dijanjikan pahala, yang melanggar larangan diancam siksa. Gamblanglah perbedaan antara konsep Barat dan Islam. Dalam istilah Hamim Thohari, prinsip Barat cenderung “serba boleh” sementara Islam “bebas bertanggung jawab”. Barat mengedepankan “hak” sedangkan Islam menekankan “kewajiban”.

Juga salah kaprah saat orangtua merasa puas dengan hanya menitipkan anak ke sekolah. Dengan enteng mereka bilang, “Orang rusak seperti saya juga ingin punya anak yang baik”. Menggelikan. Surah At-Tahrim ayat 6 di atas tegas menyatakan, sebelum menyelamatkan anak, orangtua harus selamat terlebih dahulu. Singkatnya, mendidik anak harus dimulai dari mendidik diri. Kalimat bagus dari Imam Syafi’i patut dicamkan, “Perbaikilah dirimu sebelum memperbaiki mereka, karena mata mereka terikat padamu. Apa yang kamu lakukan, mereka anggap baik, apa yang kamu tinggalkan, mereka anggap tidak baik”. Inilah tarbiyah bil hal, pendidikan dengan teladan.

Salah kaprah yang lebih fatal adalah ketika pola pikir anak hanya disetting bahwa belajar semata untuk ilmu. Proses belajar tidak didasari iman. Lihatlah bagaimana kebanyakan orangtua yang gelisah ketika anaknya tidak bisa Matematika, IPA, atau ilmu bahasa. Dicarilah kursus-kursus untuk mengatasinya. Membaca Al-Quran dan ibadah bukan fokus perhatian utama. Yang penting, anak juara Matematika, IPA, dan bahasa. Soal Al-Quran dan ibadah, itu pekerjaan mereka yang sekolah jurusan agama.
Beberapa salah kaprah ini harus segera disadari. Bertambahnya ilmu harus otomatis menambah iman. Kecintaan terhadap ilmu harus melahirkan kecintaan terhadap agama. Bukan sebaliknya, justru semakin menjauhkan manusia dari Tuhan.

Sumber: http://www.dakwatuna.com

Senin, 25 Februari 2013

KISAH NYATA PEMBENCI MAULUD

"Suatu hari Syech Abbas Al-Maliki berada di Baitul Muqaddas Palestina untuk menghadiri peringatan Maulud Nabi SAW di mana saat itu bershalawat dengan berjamaah. Saat itulah beliau melihat seorang pria tua beruban yg berdiri dengan khidmat mulai dari awal sampai acara selesai. Kemudian beliau bertanya kepadanya akan sikapnya itu. Lelaki tua itu bercerita bahwa dulu ia gak pernah mau mengakui acara Maulud Nabi dan ia memiliki keyakinan bahwa perbuatan itu adalah Bid'ah Sayyi'ah
(bid'ah yg jelek).


Suatu malam ia mimpi duduk di acara Maulud Nabi bersama sekelompok orang yg bersiap-siap menunggu kedatangan Nabi SAW ke mesjid, maka saat Rasulullah SAW tiba, sekelompok orang itu bangkit dengan berdiri tuk menyambut kehadiran Rasulullah SAW. Namun hanya ia saja seorang diri yg gak mampu bangkit tuk berdiri. Lalu Rasullullah SAW berkata kepadanya: "Kamu gak akan bisa bangkit!" Saat ia bangun dari tidurnya ternyata ia dalam keadaan duduk dan gak bisa berdiri. Hal ini ia alami selama 1 tahun. Kemudian ia pun bernadzar jika sembuh dari sakitnya ia akan menghadiri acara Maulud Nabi di mesjid dengan bershalawat.Kemudian Allah menyembuhkan nya. Ia pun selalu hadir toek memenuhi nadzarnya dan bershalawat dalam acara Maulud Nabi SAW".

[Sumber : Kitab Al-Hady At-Tam fi Mawarid al- Maulid an-Nabawi, hal 50-51, karya Syech Muhammad Alwi Al-Maliki

Ciri bilangan habis dibagi 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 atau 9

Syarat atau ciri bilangan yang habis dibagi 2
Suatu bilangan habis dibagi 2 apabila bilangan tersebut berakhiran (berangka satuan)  0, 2, 4, 6, atau 8. Dengan kata lain bilangan itu adalah bilangan genap.
Contoh : Apakah 74 habis dibagi 2? Karena 74 merupakan bilangan genap (Ingat rumus untuk bilangan genap. Rumus untuk bilangan genap adalah 2k untuk sebarang k bilangan bulat. Sedangkan untuk bilangan ganjil yaitu 2k-1 untuk sebarang k bilangan bulat). Karena 74 memenuhi rumus bilangan genap, maka 74 habis dibagi 2.
Bukti :
Untuk sebarang bilangan misalnya  (a_1 a_2 \dots a_{n-1} a_n)  sebanyak n digit. Bentuk tersebut dapat kita tuliskan menjadi bentuk
(a_1 a_2 \dots a_{n-1} a_n)=a_1 \times 10^{n-1} + a_2 \times 10^{n-2}+ \dots+ a_{n-1} \times 10 + a_n
(a_1 a_2 \dots a_{n-1} a_n)=10a_1 \times 10^{n-2} + 10a_2 \times 10^{n-3}) + \dots + 10a_{n-1} + a_n
(a_1 a_2 \dots a_{n-1} a_n)=10 (a_110^{n-2}+a_210^{n-3}+ \dots + a_{n-1}) + a_n
Karena 10 (a_110^{n-2}+a_210^{n-3}+ \dots + a_{n-1})   habis dibagi 2, maka agar bilangan habis dibagi 2 harusnya a_n habis dibagi 2. Dimana a_n adalah digit terakhir (satuan) dari angka kita. Sehingga ciri bilangan habis dibagi 2 yaitu digit terakhirnya (satuannya) habis dibagi 2. Yaitu 0, 2, 4, 6, dan 8. Yang tidak lain merupakan bilangan genap.


Syarat atau ciri bilangan yang habis dibagi 3
Jumlah digit-digitnya habis dibagi 3
Contoh : Apakah 213 habis dibagi 3? Akan kita jumlahkan digit-digit pada bilangan 213. Didapatkan, 2+1+3=6. Karena 6 (hasil dari penjumlahan digit-digitnya) habis dibagi 3. Maka bilangan itu (213) habis dibagi 3.
Bukti :
Untuk sebarang bilangan misalnya  (a_1 a_2 \dots a_{n-1} a_n)  sebanyak n digit. Bentuk tersebut dapat kita tuliskan menjadi bentuk
(a_1 a_2 \dots a_{n-1} a_n)=a_1 \times 10^{n-1} + a_2 \times 10^{n-2}+ \dots+ a_{n-1} \times 10 + a_n
Sekarang perhatikan ini
10=9+1
100=99+1
1000=999+1
10000=9999+1
\vdots
10^n=(99 \dots 999)+1, pada bilangan (99 \dots 999)   sebanyak n angka 9
Kemudian perhatikan ini
9 = 3(3)
99 = 3(33)
999 = 3(333)
\vdots
99 \dots 999=3(33 \dots 333), perhatikan bahwa (99 \dots999 dan 33 \dots 333) jumlah digitnya sebanyak n
Dari situ kita dapatkan :
10^n= 3(33 \dots 333)+1,   (33 \dots 333) jumlah digitnya sebanyak n
Disini kita akan menuliskan (33 \dots 333), \dots, (333), (33), (3) sebagai lambang r_1, r_2, \dots , r_i. Ingat bahwa r_i adalah kelipatan 3
Sehingga kita bisa menulis :
(a_1 a_2 \dots a_{n-1} a_n)=a_1 \times 10^{n-1} + a_2 \times 10^{n-2}+ \dots+ a_{n-1} \times 10 + a_n
(a_1 a_2 \dots a_{n-1} a_n)=a_1(3r_1+1)+a_2(3r_2+ 1)+ \dots + a_{n-1}(3r_{i-1}+1) + a_n
(a_1 a_2 \dots a_{n-1} a_n)= 3 (a_1r_1+a_2r_2+ \dots+ a_{n-1}r_{i-1}) + (a_1 + a_2 + \dots +a_{n-1}+ a_n)
Karena 3(a_1r_1+a_2r_2+ \dots+ a_{n-1}r_{i-1}) habis dibagi 3. Maka agar (a_1 a_2 \dots a_{n-1} a_n) habis dibagi 3. Harusnya (a_1 + a_2 + \dots +a_{n-1}+ a_n) habis dibagi 3. Dimana (a_1 + a_2 + \dots +a_{n-1}+ a_n)
adalah jumlah angka-angkanya (jumlah digit-digitnya). Sehingga syarat bilangan habis dibagi 3 adalah jumlah digit-digitnya harus habis dibagi 3


Syarat atau ciri bilangan yang habis dibagi 4
Dua digit terakhir habis dibagi 4. Lebih mudahnya yaitu puluhan dari bilangan itu habis dibagi 4.
Contoh : Apakah 324 habis dibagi 4? Dua digit terakhir yaitu 24. Dan 24 habis dibagi 4. Sehingga 326 habis dibagi 4. Apakah 2006 habis dibagi 4? Tidak. Karena dua angka terahirnya yaitu 06. Sedangkan 06 tidak habis dibagi 4. Sehingga 2006 tidak habis dibagi 4.
Bukti ditinggalkan sebagai latihan. Tips untuk membuktikan, langkah yang digunakan hampir sama dengan pembuktian bilangan habis dibagi dua. Hanya saja nantinya memakai angka 100. Karena 100 habis dibagi 4, sedangkan 10 tidak habis dibagi 4.


Syarat atau ciri bilangan yang habis dibagi 5
Bilangan tersebut berakhiran 0 atau 5.
Contoh : Apakah 3255 habis dibagi 5? Digit terakhir adalah 5. Sehingga 3255 habis dibagi 5. Apakah 2005 habis dibagi 5? Sangatlah mudah menentukan ciri bilangan habis dibagi 5.
Buktinya sama dengan pembuktian pada ciri bilangan yang habis dibagi 2.


Syarat atau ciri bilangan yang habis dibagi 6
Ciri bilangan yang habis dibagi 6 adalah bilangan genap yang jumlah angka-angkanya habis dibagi 3. Atau bilangan yang habis dibagi 3 dan habis dibagi 2.
Contoh : apakah 234 habis dibagi 6? Sekarang kita perhatikan jumlah angka-angkanya. 2+3+4=9. Dan 9 habis dibagi 3.  Karena jumlah angka-angkanya habis dibagi 3 dan bilangan itu genap. Maka 234 habis dibagi 6.
Kita juga bisa mengatakan bahwa jika bilangan habis dibagi ab, maka bilangan itu habis dibagi a dan habis dibagi b.
Bukti :
Misalkan bilangan itu z.
ab \mid z   (ab membagi z) atau (z mod ab = 0). menurut definisi, ada x bilangan bulat sehingga ab(x) = z.
Didapatkan a(bx) = z dan b(ax) = z. Sehingga diperoleh   a\mid z   dan   b \mid z. Karena 6=2\times 3. Sehingga syarat bilangan habis dibagi 6. Harus memenuhi syarat bilangan habis dibagi 2 dan syarat bilangan habis dibagi 3. Dengan kata lain, syarat bilangan habis dibagi 6 adalah apabila digit-digitnya dijumlahkan harus habis dibagi 3 dan angkanya berakhiran 0, 2, 4, 6, dan 8. Atau bisa dikatakan bilangan habis dibagi 6 adalah bilangan genap yang apabila digit-digitnya dijumlahkan maka habis dibagi 3


Syarat atau ciri bilangan yang habis dibagi 7
Bila bagian satuannya dikalikan 2, dan menjadi pengurang dari bilangan tersisa. Jika hasilnya habis dibagi 7, maka bilangan itu habis dibagi 7.
Contoh : apakah 5236 habis dibagi 7? Kita pisahkan 6 (satuannya), kemudian 523-(6 \times 2)=511. Apakah 511 habis dibagi 7? 51-(1 \times 2)=49. Karena 49 habis dibagi 7, maka 5236 habis dibagi 7.
Bukti :
Misalkan bilangan awal adalah P
P=(a_1a_2 \dots a_{n-1}a_n)  sebanyak n digit. Ini adalah bilangan awal.
Q=(a_1a_2 \dots a_{n-1})  bedakan dengan yang di atas. Yang ini berkurang satu digit.
Sehingga diperoleh hubungan antara P dan Q, yaitu  P=10Q+a_n .
R=Q-2z  ini adalah syarat bilangan habis dibagi 7.
Kita dapat menuliskan syarat bilangan habis dibagi 7 seperti ini : Jika bilangan habis dibagi 7 maka (perhatikan R di atas) R habis dibagi 7. Jika R habis dibagi 7 maka bilangan awal habis dibagi 7. Dari pernyataan itu bisa dikatakan : “bilangan habis dibagi 7 jika dan hanya jika R habis dibagi 7.” Sehingga kita harus membuktikan dua kali. yaitu untuk Jika bilangan habis dibagi 7 maka R habis dibagi 7. Dan untuk jika R habis dibagi 7 maka bilangan awal habis dibagi 7.
Bukti untuk Jika bilangan habis dibagi 7 maka R habis dibagi 7
Bilangan awal yaitu P. dan diketahui P habis dibagi 7.
Kita tulis 7 \mid P  (lambang \mid adalah sebuah garis vertical pada keterbagian. Contohnya  a \mid b. Yang artinya b habis dibagi a. atau a adalah factor dari b)
7 \mid P
7 \mid (10Q+z)
Kita punya teorema, jika a \mid b, maka a \mid nb  dengan n bilangan bulat. Sehingga kita boleh menuliskan

7 \mid 2(10Q+z)
7 \mid (20Q+2z)
Sekarang perhatikan bahwa 21 habis dibagi 7. Tentunya kelipatan dari 21 juga habis dibagi 7.
7 \mid 21Q
7 \mid (21Q+2z-2z)
7 \mid (20Q+2z)+(Q-2z)
Dalam keterbagian, kita punya teorema jika p \mid q dan p \mid q+r maka p \mid r
Sehingga diperoleh
7 \mid Q-2z
7 \mid R
Terbukti


Bukti untuk jika R habis dibagi 7 maka bilangan awal habis dibagi 7.
7 \mid R
7 \mid Q-2z
Menurut teorema, jika a \mid b, maka a \mid nb  dengan n bilangan bulat.
7 \mid 10(Q-2z)
7 \mid (10Q-20z)
Seperti halnya bukti yang pertama, 21 habis dibagi 7. Sehingga,
7 \mid -21z
7 \mid -20z-z
7 \mid 10Q-10Q-20z-z
7 \mid 10Q-20z-(10Q+z)
Ada teorema pada keterbagian yang mengatakan, jika p \mid q dan p \mid q+r maka p \mid r
7 \mid -(10Q+z)
Menurut teorema, jika p \mid q maka p \mid -q. Maka,
7 \mid (10Q+z)
7 \mid P
Terbukti



Bilangan habis dibagi 8
Tiga digit terakhir habis dibagi 8.
Contoh : apakah 2168 habis dibagi 8. Iya, karena 168 habis dibagi 8.
Buktinya diserahkan kepada pembaca. Tipsnya, gunakan langkah yang mirip dengan ciri bilangan habis dibagi 2 dan 4. Nantinya akan ditemukan suatu hal yang menarik bahwa ciri bilangan habis dibagi 2^n akan ada hubungannya dengan n digit terakhirnya


Bilangan yang habis dibagi 9
Jumlah angka-angkanya habis dibagi 9.
Contoh : apakah 819 habis dibagi 9? Jumlah digit-digitnya yaitu 8 + 1 + 9 = 18. Dan 18 habis dibagi 9. Sehingga 819 habis dibagi 9.

sumber: http://melajahmatik.wordpress.com