Asy’ariyyah adalah sebutan bagi sebuah
faham atau ajaran aqidah yang dinisbatkan kepada Syaikh Abul-Hasan Ali
al-Asy’ari (Lahir dan wafat di Basrah tahun 260 H - 324 H.). Para pengikutnya sering disebut dengan Asy’ariyyuun atau Ahlussunnah al-Asya’irah (Bukan mazhab al-Asy’ari, tapi yg mengikuti metode penanaman Aqidah Shohihah).
Abul-Hasan Ali Al-Asy’ari, yang kemudian dikenal sebagai pemersatu aqidah Ahlussunnah
wal Jama’ah, memiliki garis keturunan (garis ke-10) dari seorang
Sahabat Rasulullah Saw. yang terkenal keindahan suaranya dalam membaca
al-Qur’an, yaitu Abu Musa al-Asy’ari. Beliau lahir 55 tahun setelah
wafatnya al-Imam As-Syafi’I, dan Abul-Hasan al-Asy’ari adalah pengikut
Mazhab Syafi’i.
Kaum USILIYYUN (tukang usil) telah terang-terangan menyatakan bahwa Asy’ariyyah bukan Ahlussunnah, seperti dalam artikel:
http://ahlussunnah.info/2009/12/29/artikel-ke-29-asy%E2%80%99ariyyah-bukan-ahlus-sunnah/8/
.
Asy’ariyyah menurut kaum Usiliyyun adalah bukan Ahlussunnah Wal-Jama’ah, melainkan aliran bid’ah yang harus dijauhi. Perhatikanlah fatwa-fatwa ulama Salafi & Wahhabi berikut ini:
SYAIKH ABDULLAH BIN ABDURRAHMAN AL-JIBRIN (ulama Usiliyyun) berkata:
“Kemudian muncul juga kelompok yang
lain, dan mereka menyebut dirinya Asy’ariyah. Mereka mengingkari
sebagian sifat Allah dan menetapkan sebagian yang lain. Mereka
menetapkan sifat-sifat tersebut berdasar kepada akal. Maka tidak
diragukan lagi bahwa hal itu merupakan bid’ah dan perkara baru dalam
agama Islam” (Ensiklopedia Bid’ah, hal. 140).
“Tetapi, apakah Asya’irah (nama lain dari Asy’ariyah, red) dan
Maturidiyah itu Ahlussunnah, ataukah mereka termasuk Ahli Kalam?
Hakikatnya, mereka ini termasuk Ahli Kalam. Mereka (Kaum Asy’ariyyah) bukan termasuk Ahlussunnah, walaupun mereka ahlul-millah, ahli qiblah (umat Islam). Dikarenakan al-Asya’irah dan Maturidiyah itu menyelisihi Ahlussunnah Wal-Jama’ah” ( lihat Majalah As-Sunnah, edisi 01/tahun XII, April 208, hal. 35).
Ungkapan di atas adalah sebuah fitnah
dan penipuan besar terhadap Asy’ariyyah, sebab tidak seorang pun dari
ulama yang menyatakan hal seperti itu kecuali kaum Usil & Jahil.
Hal ini lebih di sebabkan Metode Imam Asy’ari yg meyakini adanya Ayat-ayat Mutasyabihat, yg harus di takwil sesuai ayat Laisa Kamistlihi Syai-un
Namun anehnya, Syeikh Ibnu Taymiyyah, seorang tokoh yang menjadi pendapatnya menjadi qiblat dan dalil kaum Salafy Wahhabi, dalam menuturkan tentang Asy’ariyyah, pernah berkata :
والعلماء أنصار علوم الدين والأشاعرة أنصار أصول الدين ( الفتاوى الجزء الرابع)
“PARA ULAMA ADALAH PEMBELA ILMU AGAMA DAN AL-ASYA’IRAH PEMBELA DASAR-DASAR AGAMA (USHULUDDIN) “ (AL-FATAAWAA, JUZ 4)
Secara tidak langsung Ibnu Taimiyah masih mengakui Asy’ariyyah termasuk bagian dari Ahlussunnah Wal-Jama’ah terutama pada pendapat-pendapat yang ia anggap sejalan dengan prinsip al-Qur’an, as-Sunnah, dan ijma’ ulama salaf.
Sedangkan
kaum Salafi & Wahabi belakangan lebih cenderung menganggap
Asy’ariyyah sebagai aliran sesat yang bukan termasuk Ahlussunnah
Wal-jama’ah.
Perhatikanlah pernyataan para ulama berikut ini:
إِذَا
أُطْلِقَ أَهْلُ السُّنَّةِ فَالْمُرَادُ بِهِ اْلأَشَاعِرَةُ
وَالْمَاتُرِيْدِيَّةُ (إتحاف سادات المتقين، محمد الزبدي، ج. 2، ص. 6)
“Apabila disebut nama Ahlussunnah secara umum, maka maksudnya adalah Asya’irah
(para pengikut faham Abul Hasan al-Asy’ari) dan Maturidiyah (para
pengikut faham Abu Manshur al-Maturidi” (Ithaf Sadat al-Muttaqin,
Muhammad Az-Zabidi, juz 2, hal. 6.).
وأما
حكمه على الإطلاق وهو الوجوب فمجمع عليه في جميع الملل وواضعه أبو الحسن
الأشعري وإليه تنسب أهل السنة حتى لقبوا بالأشاعرة ( الفواكه الدواني، أحمد
النفراوي المالكي، دار الفكر، بيروت، 1415، ج: 1 ص 38):
“Adapun hukumnya (mempelajari ilmu
aqidah) secara umum adalah wajib, maka telah disepakati ulama pada semua
ajaran. Dan penyusunnya adalah Abul Hasan Al-Asy’ari, kepadanyalah
dinisbatkan (nama) Ahlussunnah sehingga dijuluki dengan Asya’irah
(pengikut faham Abul Hasan al-Asy’ari)” (Al-Fawakih ad-Duwani, Ahmad an-Nafrawi al-Maliki, Dar el-Fikr, Beirut, 1415, juz 1,hal. 38).
كذلك عند أهل السنة وإمامهم أبي الحسن الأشعري وأبي منصور الماتريدي (الفواكه الدواني ج: 1 ص: 103 )
“Begitu pula menurut Ahlussunnah dan
pemimpin mereka Abul Hasan al-Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi”
(Al-Fawakih ad-Duwani, juz 1 hal. 103)
وأهل الحق عبارة عن أهل
السنة أشاعرة وماتريدية أو المراد بهم من كان على سنة رسول الله صلى الله
عليه وسلم فيشمل من كان قبل ظهور الشيخين أعني أبا الحسن الأشعري وأبا
منصور الماتريدي (حاشية العدوي، علي الصعيدي العدوي، دار الفكر، بيروت،
1412 ج 1، ص.151 )
“Dan Ahlul-Haqq (orang-orang yang
berjalan di atas kebenaran) adalah gambaran tentang Ahlussunnah
Asya’irah dan Maturidiyah, atau maksudnya mereka adalah orang-orang yang
berada di atas sunnah Rasulullah Saw., maka mencakup orang-orang yang
hidup sebelum munculnya dua orang syaikh tersebut, yaitu Abul Hasan
al-Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi” (Hasyiyah Al-’Adwi, Ali Ash-Sha’idi Al-’Adwi, Dar El-Fikr, Beirut, 1412, juz 1, hal. 105).
والمراد
بالعلماء هم أهل السنة والجماعة وهم أتباع أبي الحسن الأشعري وأبي منصور
الماتريدي رضي الله عنهما (حاشية الطحطاوي على مراقي الفلاح، أحمد الطحطاوي
الحنفي، مكتبة البابي الحلبي، مصر، 1318، ج. 1، ص4 ).
“Dan yang dimaksud dengan ulama
adalah Ahlussunnah Wal-Jama’ah, dan mereka adalah para pengikut Abul
Hasan al-Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi radhiyallaahu ‘anhumaa
(semoga Allah ridha kepada keduanya)” (Hasyiyah At-Thahthawi ‘ala
Maraqi al-Falah, Ahmad At-Thahthawi al-Hanafi, Maktabah al-Babi
al-Halabi, Mesir, 1318, juz 1, hal. 4).
PERNYATAAN PARA ULAMA DI ATAS
MENUNJUKKAN BAHWA TUDUHAN DAN FITNAHAN KAUM USIL WAL JAHIL TERHADAP
ASY’ARIYYAH ADALAH TIDAK BENAR DAN MERUPAKAN KEBOHONGAN YANG
DIADA-ADAKAN.
Wallohu yatawallal jaami'u biri'ayatih - Wallohu a'lam bis-showab
sumber: http://warkopmbahlalar.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar