Selasa, 23 Juli 2013

Memegang Teguh Amanah



عَلَيْكُمْ بِالْأَمَانَةِ
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ((لاَ إيْمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ وَلاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَهُ)) رَوَاهُ أَحْمَدُ وَابْنُ حِبَّانٍ[1].
فِى هَذَا الْحَدِيْثِ وَعِيْدٌ لاَ يُرَادُ بِهِ الْوُقُوْعُ وَإِنَّماَ يُقْصَدُ بِهِ الزَّجْرُ وَالْوَصْفُ بِنَفْيِ الْكَمَالِ فِى اْلإِيْمَانِ وَالدِّيْنِ اي لاَ إِيْمَانَ كَامِلٌ لِمَنْ لاَ أ أمأنا 
أَمَانَةَ لَهُ فَاْلأَمَانَةُ الَّتِى هِيَ الصِّفَةُ السُّلُوْكِيَّةُ ضِدُّ الْخِيَانَةِ لُبُّ اْلإِيْمَانِ وَهِيَ مِنْهُ بِمَنْـزِلَةِ الْقَلْبِ مِنَ الْبَدَنِ وَكَذَلِكَ لاَ دِيْنَ كَامِلٌ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَهُ  اَيْ إِنَّ مَنْ جَرَى بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَحَدٍ عَهْدٌ ثُمَّ غَدَرَ لِغَيْرِ عُذْرٍ شَرْعِيٍّ فَدِيْنُهُ نَاقِصٌ وَلِذَلِكَ قَالَ اللهُ تَعَالَى [...فَإِنْ أَمِنَ بَعْضُكُمْ بَعْضًا فَلْيُؤَدِّ الَّذِى ائْتُمِنَ أَمَانَتَهُ وَلْيَتَّقِ اللهَ رَبَّهُ...] البقرة:283. اَيْ فَإِنِ اتَّفَقَ أَنَّ أَحَدَكُمْ ائْتَمَنَ آخَرَ عَلَى شَيْءٍ فَعَلَى الْمُئْتَمَنُ أَنْ يُؤَدِّيَ اْلأَمَانَةَ  كَامِلَةً فِى مِيْعَادِهَا وَلْيَتَّقِ اللهَ رَبَّهُ فَاللهُ هُوَ الشَّاهِدُ الرَّقِيْبُ عَلَيْهِ وكَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا .
هَكَذَا يُرْشِدُنَا اْلإِسْلاَمُ إِلَى أَعْمَالٍ إِيْجَابِيَّةٍ كَأَدَاءِ اْلأَمَانَةِ وَالْوَفَاءِ بِالْعَهْدِ ِلأَنَّ اللهَ تَعَالَى إِنَّمَا جَعَلَ الْمُؤْمِنَ مُؤْمِنًا لِيَأْمَنَ الْخَلْقُ جُوْرَهُ وَاللهُ تَعَالَى عَدْلٌ لاَ يَجُوْرُ وَلِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى ذَلِكَ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ حَيْثُ خَلَفَ عَلِيَّ ابْنَ أَبِي طَالِبٍ كَرَّمَ اللهُ وَجْهَـهُ بِمَكَّةَ الْمُكَرَّمَةِ لَمَّا هَاجَرَ إِلَى الْمَدِيْنَةِ الْمُنَوَّرَةِ لِيُؤَدِّيَ عَنْهُ أَمَانَاتٍ لِكُفَّارِ قُرَيْشٍ عِنْدَهُ وَهُمُ الَّذِيْنَ أَخْرَجُوْهُ مِنْ بَلَدِهِ وَآذَوْهُ وَكَذَّبُوْهُ وَلَكِنْ لَيْسَ هَذَا مُبَرِّرًا لِخيَانَةِ اْلأَمَانَةِ وَهُوَ الَّذِى يَقُوْلُ : ((أَدِّ اْلأَمَانَةَ لِمَنِ ائْتَمَنَكَ وَلاَ تَخُنْ لِمَنْ خَانَكَ)) رواه البخاري فى تاريخه ويقول : ((آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ)) متفق عليه . وَهُوَ الَّذِي يُخْبِرُ أَنَّ مَنْ خَانَ اْلأَمَانَةَ  أَوْ غَلَّ شَيْئًا مِنْهَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُثَقَّلاً بِحَمْلِهِ عَلَى عَاتِقِهِ حَيْثُ يَقُوْلُ : ((وَاللهِ لاَ يَأْخُذَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ شَيْئًا بِغَيْرِ حَقِّهِ إِلاَّ لَقِيَ اللهَ تَعَالَى يَحْمِلُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَلاَ أَعْرِفَنَّ أَحَدًا مِنْكُمْ لَقِيَ اللهَ يَحْمِلُ بَعِيْرًا لَهُ رُغَاءٌ أَوْ بَقَرَةً لَهَا خُوَارٌ أَوْ شَاةً تَيْعَرَ أى تَصِيْحُ)) رواه البخارى .
وَكَانَتِ اْلأَمَانَةُ أَوَّلَ مَا نَزَلَتْ  فِى قُلُوْبِ الرِّجَالِ وَاسْتَوْلَتْ عَلَيْهَا  فَكَانَتْ هِيَ الْبَاعِثَةَ عَلَى الْعَمَلِ بِالْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ ثُمَّ أَخَذَتْ تُرْفَعُ  مِنْ قُلُوْبِ النَّاسِ شَيْئًا فَشَيْئًا حَتَّى وَصَلَ بِنَا الْحَالُ (فَيُصْبِحُ النَّاسُ يَتَبَايَعُوْنَ لاَ يَكَادُ أَحَدٌ يُؤَدِّى اْلأَمَانَةَ ) (...يَبِيْعُ أَحَدُهُمْ دِيْنَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا) كَمَا رَوَاهُ التِّرْمِذِى عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .

=الله يتولى الجميع برعايته=


Memegang Teguh Amanat

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki amanat dan tidak ada agama bagi orang yang tidak setia pada janji”(HR Ahmad dan Ibnu Hibban)[2].
Hadits ini adalah ancaman yang bukan dimaksudkan untuk sebuah kejadian, melainkan sekedar peringatan dan klaim ketidak sempurnaan dalam beriman dan beragama. Artinya seorang yang tidak memiliki amanat sama sekali tidak memiliki kesempurnaan iman. Ini karena amanat yang merupakan ciri karakteristik adalah inti keimanan sebagaimana halnya posisi jantung dalam tubuh manusia. Dan begitu pula tidak ada sama sekali kesempurnaan agama bagi seorang yang tidak memiliki (kesetiaan pada) janji. Maksudnya apabila terjadi perjanjian antara seseorang dengan orang lain kemudian ia mengkhianati tanpa alasan syar’i maka ini berarti ada kekurangan dalam agamanya yang karena itulah Allah berfirman: “...Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya...”QS al Baqarah:283. artinya jika kebetulan salah seorang kalian memercayakan sesuatu kepada orang lain maka hendaknya orang yang dipercaya menunaikan amanat dengan sempurna, tepat waktu  dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah karena Allah adalah Dzat yang Maha Menyaksikan dan Maha Mengawasi atas dirinya. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.

Begitulah Islam membimbing kita kepada hal-hal positif seperti menunaikan amanat dan setiap kepada janji karena sesungguhnya Allah hanya menjadikan seseorang beriman sebagai seorang beriman agar seluruh makhluk aman dari tindak kezalimannya. Allah sendiri adalah Dzat Maha adil dan tidak pernah berbuat zhalim. Terkait hal tersebut Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah memberikan teladan yang baik. Ketika berhijrah ke Madinah al Munawwarah maka Beliau meninggalkanAli bin Abi Thalib karramallahu wajhah di Makkah al Mukarramah untuk mengembalikan titipan-titipan orang Quresy meski mereka adalah orang-orang yang mengusir Beliau dari tanah airnya, menyakiti serta mendustakannya. Akan tetapi semua ini bukan hal yang bisa melegalkan pengkhianatan terhadap sebuah amanat, karena Beliau telah bersabda: “Tunaikanlah amanat kepada orang yang mempercayakannya (kepada)mu dan jangan mengkhianati orang yang mengkhianatimu” (HR Bukhari dalam Tarikhnya). “Tanda orang munafiq ada tiga; jika berbicara maka berbohong, jika berjanji maka mengingkari dan jika dipercaya maka mengkhinati”(Muttafaq alaih). Beliau juga menyatakan bahwa barang siapa mengkhianati amanat atau mengkorupsi sebagian darinya maka pasti kelak di hari kiamat ia terbebani untuk memikul amanat itu di pundaknya; “Demi Allah, salah seorang kalian tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya kecuali di hari kiamat ia pasti bertemu Allah dengan memikul sesuatu itu, maka jangan sampai aku mengenali salah seorang kalian bertemu Allah dengan memikul unta yang melenguh atau sapi yang mendengus atau kambing yang mengembek” (HR Bukhari)

Adalah amanat awal mula diturunkan ke dalam hati orang-orang (sahabat Nabi Saw) dan menguasai hati mereka sehingga amanat itu menjadi dorongan kuat untuk mengamalkan Alqur’an dan As Sunnah. Kemudian secara perlahan-lahan mulai diangkat (dihilangkan) dari hati manusia sehingga sampailah kepada kita kondisi seperti sekarang ini; “...sehingga manusia berjual beli dan hampir tak ada satupun orang yang menunaikan amanat” “...salah seorang dari mereka menjual agamanya dengan sedikit harta benda dunia” sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.


[1]  فيض الخبير 6ٍ/381 رقم 9704
[2] Faidhul Qadir 6/381 nomer 9704

Tidak ada komentar:

Posting Komentar