TAUSHIAH SYAHRIAH BULAN DESEMBER 2013
OLEH ABINA KH. M. IHYA' 'ULUMIDDIN (HAFIDHOHULLOH)
بسم
الله الرحمن الرحيم
لاَ سَبِيْلَ إِلَى الْأَمْنِ
قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى:
[وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ
آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ
الْغَاوِيْنَ. وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى
الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ.] الأعراف: 175-176.
إِنَّ أَوَّلَ دُعَاءٍ عَلَّمَهُ اللهُ تَعَالَي
عِبَادَهُ الْمُسْلِمِيْنَ الَّذِيْنَ اصْطَفَاهُمْ مِنْ بَيْنِ خَلْقِهِ هُوَ
قَوْلُهُ تَعَالَى: [اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ] اي ثَبِّتْنَا
عَلَيْهِ وَأَدِمْهُ لَنَا ,وَلكِنَّ النِّعْمَةَ قَدْ تُسْلَبُ مِمَّنْ لاَ
يَعْرِفُ قَدْرَهَا وَلاَ يَرْعَاهَا وَلِذلِكَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: [سَنَسْتَدْرِجُهُمْ
مِنْ حَيْثُ لاَ يَعْلَمُوْنَ] الأعراف:182. اي نُسْبِغُ عَلَيْهِمُ النِّعَمَ
وَنُنْسِيْهِمُ الشُّكْرَ كَمَا قَالَ الشَّاعِرُ:
(أَحْسَنْتَ ظَنَّكَ بِالْأَيَّامِ إِذْ حَسُنَتْ#
وَلَمْ تَخَفْ سُوْءَ مَا يَأْتِي بِهِ الْقَدَرُ)
(وَسَالَمَتْكَ اللَّيَالِي فَاغْتَـــــــرَرْتَ
بِهَا # وَعِنْدَ صَفْوِ اللَّيَالِي يَحْدُثُ الْكَدَرُ)
وَكَمَا قِيْلَ: مَا طَارَ طَيْرٌ وَارْتَفَعَ
إِلاَّ كَمَا طَارَ وَقَعَ
فَإِذَنْ لاَ سَبِيْلَ إِلَى اْلأَمْنِ وَإِغْفَالِ
الشُّكْرِ وَتَرْكِ الْإِبْتِهَالِ فِى الْحِفْظِ بِحَالٍ. وَكَيْفَ نَأْمَنُ
وَإِبْرَاهِيْمُ الْخَلِيْلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ يَقُوْلُ: [...وَاجْنُبْنِيْ
وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ] إبراهيم: 35. وَيُوْسُفُ الصِّدِّيْقُ
يَقُوْلُ: [تَوَفَّنِيْ مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِيْنَ]
يوسف:101. فَمَا أَحْوَجَنَا أَمَسَّ الْحَاجَةِ إِلَى الثَّبَاتِ فِى الدِّيْنِ
فِى هَذَا الْعَصْرِ الرَّاهِنِ وَقَدْ قِيْلَ:
(لِكُلِّ شَيْءٍ إِذَا فَارَقْتَهُ عِوَضٌ#
وَلَيْسَ للهِ إِنْ فَارَقْتَ مِنْ عِوَضِ)
(إِذَا أَبْقَتِ الدُّنْيَا عَلَى الْمَرْءِ
دِيْنَهُ # فَمَا فَاتَهُ مِنْهَا فَلَيْسَ بِضَائِر)
وَكَانَ سُفْيَانُ الثَّوْرِي رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى
يَقُوْلُ: (مَا أَمِنَ أَحَدٌ عَلَى دِيْنِهِ إِلاَّ سُلِبَ)
وَمَا عَلَى الْمُسْلِمِ الْوَاعِي
إِلاَّ أَنْ يُثَبِّتَ قَلْبَهُ عَلَي مَا عَلَيْهِ فىِ الْحَالِ مِنَ
الْإِسْلاَمِ بِمَا ذُكِرَ مِنْ تَوْصِيَتِنَا السَّابِقَةِ حَتَّي يَظْفَرَ
بِالْكَنْزَيْنِ الْعَزِيْزَيْنِ اللَّذَانِ هُمَا الْإِسْتِقَامَةُ
وَالْإِسْتِزَادَةُ فَتَدُوْمُ لَهُ النِّعَمُ وَلاَ يَخْشَي زَوَالَهَا
وَتَتَزَايَدُ لَهُ النِّعَمُ الَّتِي لَمْ تُعْطَ فَلاَ يَخْشَي فَوَاتَهَا
وَيَأْتِي مِنَ اللهِ مَا لَمْ يَكُنْ فِى بَالِهِ مَعَ دَوَامِ ابْتِهَالِهِ
إِلَى اللهِ تَعَالَى حَيْثُ يَقُوْلُ فِى خَلَوَاتِهِ وَجَلَوَاتِهِ [رَبَّنَا
لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ
رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ] [أَللَّهُمَّ
إِنِّى أَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِى اْلأَمْرِ وَالْعَزِيْمَةَ عَلَى الرُّشْدِ, وَأَسْأَلُكَ
شُكْرَ نِعْمَتِكَ وَأَسْأَلُكَ حُسْنَ عِبَادَتِكَ وَأَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيْمًا
وَأَسْأَلُكَ لِسَانًا صَادِقًا وَأَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا تَعْلَمُ وَأَعُوْذُ
بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا تَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ
عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ] [يَا مُثَبِّتَ
الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ]
=والله يتولى الجميع برعايته=
Tidak Ada Alasan Merasa Aman
Allah tabaaraka
wata’ala berfirman:
“Dan
bacakanlah kepada mereka tentang orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan tentang isi Al
Kitab), Kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti
oleh syaitan (sampai dia tergoda), Maka jadilah dia termasuk orang-orang yang
sesat.
Dan kalau kami
menghendaki, sesungguhnya kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu,
tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya...”QS al
A’raf:175-176.
Sesungguhnya do’a
pertama yang diajarkan Allah kepada para hambaNya yang berserah diri (kaum
muslimin), yaitu orang-orang yang Allah telah Memilih mereka di antara
makhlukNya, adalah firman Allah yang artinya; “Tunjukkanlah kami jalan yang
lurus”, maksudnya teguhkan kami di atas jalan itu dan langgengkan ia untuk
kami. Akan tetapi nikmat memang terkadang dihilangkan dari orang yang tidak
bisa menghargai dan tidak pula mau menjaganya. Karena itulah Allah ta’ala berfirman:
“...nanti Kami akan
memberikan kepada mereka lanjuran nikmat yang lupa tersyukuri dengan cara yang tidak mereka ketahui”QS al A’raf:182. Maksudnya Kami
menyempurnakan nikmat-nikmat atas mereka sekaligus juga melalaikan mereka dari bersyukur,
juga sebagaimana dikatakan oleh seorang penyair:
Kamu berbaik sangka
kepada hari-hari kala ia (terus memberikan) kebaikan
Sementara kamu
tidak pernah mengkhawatirkan hal yang datang bersama takdir
Malam-malam berlalu
dengan keselamatan sehingga kamu pun terbuai
Sehingga pada
suatu malam terjadilah kekisruhan itu
Dan seperti
dikatakan dalam kata hikmah:
Tidaklah burung itu
terbang dan meninggi kecuali juga terbang dan (lalu) terjatuh
Bila demikian
halnya maka tidak ada alasan apapun untuk merasa aman, melupakan kesyukuran,
dan membiarkan diri untuk tidak memelas memohon perlindungan (Allah). Bagaimana
mungkin kita merasa aman, sedangkan:
-
al Khalil Ibrahim as saja masih memohon kepada
Allah: “...dan jauhkanlah diriku dan anak keturunanku dari menyembah
berhala-berhala”QS Ibrahim:35.
-
Yusuf As Shiddiq saja memohon kepada
Allah: “...wafatkanlah dakuu dalam keadaan berserah diri (kepadaMu) dan
gabungkanlah diriku dengan orang-orang shaleh”QS Yusuf:101.
Jadi, betapa kita
begitu membutuhkan, benar-benar sangat membutuhkan akan keteguhan dalam agama
pada situasi masa yang genting ini. Dan sungguh dikatakan dalam kata hikmah:
Pasti ada pengganti
bagi segala sesuatu yang anda tinggalkan
Tetapi tidak ada
pengganti bagi Allah, jika kamu meninggalkanNya
Jika dunia masih
menyisakan agama bagi seseorang
maka segala
sesuatu yang terlepas darinya sama sekali tidaklah membahayakan
Adalah Sufyan at
Tsauri rahimahullah mengatakan:
Tidaklah seorang
merasa aman dari bahaya agama kecuali agama itu
tercabut (darinya)
Dan tidak ada
pilihan bagi seorang muslim yang terbina kecuali harus meneguhkan hatinya atas
islam, sesuatu yang telah ditetapinya pada saat ini dengan menjalankan hal-hal
yang telah direkomendasikan pada taushiah kami terdahulu sehingga ia memiliki
dua simpanan besar yang mahal harganya berupa ISTIQAMAH dan ISTIZADAH (terus
mencari tambahan) supaya nikmat-nikmat itu langgeng baginya, tidak merasa takut
akan kehilangan sekaligus diberikan tambahan nikmat-nikmat yang belum pernah diberikan
sehingga iapun tidak perlu khawatir tidak akan bisa mendapatkannya, serta
datang pula dari Allah sesuatu yang sama sekali tidak terlintas dalam hatinya,
disertai permohonan yang terus menerus kepada Allah dalam suasana sendiri atau
bersama orang lain, berupa;
“Ya Tuhan
kami, jangan sesatkan hati kami setelah Engkau Memberikan petunjuk kepada kami.
Dan anugerahkan kepada kami rahmat hanya dari sisiMu, sesungguhnya Engkau Maha
Pemberi rahmat”
“Ya Allah, sesungguhnya saya memohon kepadaMu
keteguhan dalam urusan, tekad bulat dalam kebenaran. Saya memohon kepadaMu bisa
mensyukuri nikmatMu, Saya memohon kepadaMu kebaikan ibadah kepadaMu. Saya
memohon kepadaMu hati yang selamat (dari penyakit). Saya memohon kepadaMu lidah
yang jujur. Saya memohon kepadaMu kebaikan segala sesuatu yang Engkau
mengetahuinya. Saya memohon perlindungan kepadaMu dari keburukan segala sesuatu
yang Engkau Mengetahuinya. Dan saya
memohon ampunan atas dosa (ku) yang Engkau mengetahuinya. Sesunguhnya Engkaulah
Maha Mengetahui hal-hal yang gaib”
“Wahai Dzat yang meneguhkan hati, teguhkanlah
hatiku di atas agamaMu!”
=والله يتولى الجميع برعايته=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar