Adnin Armas: ”Problem pendidikan yang serius karena ilmu yang tidak benar”
Saat
ini, para guru harus belajar lagi memahami konsep ilmu secara benar.
Sebab, jika salah sedikit saja, akan berakibat fatal terhadap
pendidikan. Karena itu, perlu dibuat penyamaan paradigma ilmu terhadap
guru. Wawasan paradigma Islam ini untuk membentuk karakter guru beradab. Demikian
ditegaskan Adnin Armas, M.A., Direktur Eksekutif INSISTS pada acara
Training of Trainer (ToT) Guru Madrasah Ibtida’iyah Terpadu al-Raihan
Lawang di Singosari Lawang pada Senin 02/07/2012.
“Dalam mengajar harus hati-hati. Seorang guru memiliki tanggung jawab ilmu yang besar. Ilmu yang ada sekarang ini bermasalah karena kemasukan Barat, misalnya asumsinya, metodenya dan paradigmanya,” tegas Adnin.
Menurut
Adnin, yang pertama-tama itu adalah membuka wawasan para guru tentang
perlunya mengoreksi ilmu. Hal itu dapat dimulai dengan pelatihan
worldview Islam. ”Dalam Pendidikan Islam terpadu ada empat hal yang
harus dipahami. Pertama, Konsep Islam. Kedua, konsep Ilmu dan
pendidikan. Ketiga, mengetahui respon sarjana-sarjana muslim terhadap
tantangan ilmu. Keempat, mengambil pelajaran sejarah kegemilangan
cendekiawan muslim terdahulu. Dan yang juga penting sekarang adalah
mengoreksi buku teks pelajaran,” tandas kandidat doktor ISTAC Malaysia
ini.
Adnin
menjelaskan, para guru harus sepakat tentang apa itu Islam. Sebab
sekarang banyak orang yang belajar agama tapi mengacaukan Islam menjadi
beragama tipologi. Islamisasi ilmu pasti gagal jika tidak paham konsep
Islam.
”Praktik
pendidikan Islam itu harus berpijak kepada kosep wahyu. Harusnya
saintis-saintis itu makin belajar makin dekat dengan Allah. Kenapa
sekarang tidak? Karena sains tidak berdasar wahyu dan tidak dipelajari
untuk mendekatkan diri kepada Allah,” jelas Adnin. Oleh sebab itu,
lanjut Adnin, sekolah Islam seharusnya mengutamakan bahasa Arab, bukan
bahasa asing lainnya.
Yang
menarik, pada pelatihan yang diadakan di Hotel Solaris Singosari Malang
itu, Adnin Armas memberikan materi-materi ’berat’ untuk para guru
madrasah. Materi-materi seperti kesalahan filsafat dan epistemologi
Barat, Islamisasi ilmu pengetahuan kontemporer dan konsep-konsep kunci
pandangan-alam Islam diajarkan.
Konsep-konsep
Islam, konsep Tuhan, konsep ilmu, konsep manusia, konsep wahyu dan
kekeliruan hermenetika dibedah Adnin dengan analisis worldview Islam.
Banyak
orang belajar Islam, akan tetapi jadi sarjana yang menentang Allah. Ini
salah ilmunya. Saat ini memang, jelas Adnin, ilmu dijadikan sebagai
alat untuk mengajak umat Islam jauh dari agama. Ada upaya merusak Islam
dengan pengeliruan konsep ilmu.
Oleh
sebab itu, pandangan-alam Islam merupakan landasan memahami
konsep-konsep Islam. Pandangan alam Islam itu merupakan satu kesatuan
konsep.
Dalam
mengislamkan ilmu, ada tiga proses yang harus dilakukan. Yaitu, 1).
Penolakan terhadap ilmu sekular. 2). Konsep-konsep ilmu yang sekular
harus dibersihkan. 3). Ada pula teori Barat yang bisa kita terima.
”Tidak semuanya kita tolak,” tambahnya. Oleh sebab itu langkah ketiga
itu yang penting, yaitu modifikasi atau adaptasi.
Adnin
mengakui bahwa materi-materi ToT ini merupakan mata kuliah untuk
pascasarjana. Tapi baginya ini perlu bagi guru madrasah untuk membuka
pemikiran tentang tantangan ilmu saat ini.
Meski berat, tambahnya, mau tidak mau kita harus mengetahuinya. Inilah tantangannya.
”Bicara
pendidikan, ya harus bicara ilmu beserta tantangannya. Sebab, ilmu itu
ada yang benar dan ada yang tidak benar. Karena ilmu yang tidak benar
inilah kita sedang menghadapi problem pendidikan yang serius,” simpul
dia. (kh)
sumber: http://inpasonline.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar