tulisan ini merupakan taushiah abina bulan november -syak atau bulan sebelumnya lagi
الذِّكْرُ
الْجَمِيْلُ
قَالَ اللهُ
تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَاكِيًا عَنْ دُعَاءِ إِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ:
[وَاجْعَلْ
لِيْ لِسَانَ صِدْقٍ فِى اْلآخِرِيْنَ] الشعراء:84.
سَأَلَ اللهَ
تَعَالَى إِبْرَاهِيْمُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ بَقَاءَ لِسَانٍ صَادِقٍ وَذِكْرٍ
لَهُ حَسَنٍ فىِ الْأَجْيَالِ الْآتِيَةِ مِنْ بَعْدِهِ لِأَنَّهُ يَرْغَبُ فِى
تَحَقُّقِهِ وَوُقُوْعِهِ فِى نَفْسِ الْأَمْرِ. وَهَذَا يَتَضَمَّنُ سُؤَالَ
الدَّوَامِ وَالْخِتَامِ عَلَى كَمَالِ الْعَمَلِ وَطَلَبِ نَشْرِ الثَّنَاءِ
عَلَيْهِ حَيْثُ يَتَغَذَّى بِهِ الرُّوْحُ بَعْدَ مَوْتِهِ لِأَنَّ الثَّنَاءَ
عَلَيْهِ يَتَعَدَّى دُعَاءَ النَّاسِ لَهُ جَزَاءَ مَا عَرَفُوْهُ مِنْ زَكَاءِ
نَفْسِهِ وَكَمَالِ تَوْحِيْدِهِ وَإِسْلاَمِ وَجْهِهِ وَتَضْحِيَتِهِ
وَإِتْمَامِهِ الْكَلِمَاتِ الَّتِي ابْتُلِيَ بِهَا.
وَقَدْ
جَعَلَ اللهُ تَعَالَى فِى ذُرِّيَّتِهِ أَنْبِيَاءَ وَرُسُلاً يَذْكُرُوْنَهُ
وَتَذْكُرُهُ الْأُمَمُ التَّابِعَةُ لهم وَيُخْلَدُ ذِكْرُهُ لَدَي اْلأُمَّةِ
الْمُحَمَّدِيَّةِ فىِ شَتَّى الْمَوَاضِعِ مِنْهَا:
1-
أَعْمَالُ
الْحَجِّ
2-
عِيْدُ
الْأَضْحَي وَمَا فِيْهِ مِنْ ذَبْحِ الْأُضْحِيَّةِ
3-
دُعَاءُ
الْإِفْتِتَاحِ فِى الصَّلاَةِ
4-
الصَّلاَةُ
الْإِبْرَاهِيْمِيَّةُ بَعْدَ التَّشَهُّدِ الْأَخِيْرِ
5-
الْإِخْتِتَانُ
اتِّبَاعًا لِمِلَّتِهِ
وَلَيْسَ
ذَلِكَ لِمُجَرَّدِ الذِّكْرَي بَلْ فِيْهِ أَخْذُ عِبْرَةٍ وَتَذْكِيْرٌ فِيْمَا
فِيْهِ شَأْنُ التَّكْرِيْرِ وَقَدْ قِيْلَ: (فِى التَّكْرِيْرِ يَحْصُلُ
التَّقْرِيْرُ وَفِى التَّقْرِيْرِ يَحْصُلُ التَّنْوِيْرُ)
قَالَ ابْنُ
الْعَرَبِي :قَالَ مَالِكٌ: لاَ بَأْسَ أَنْ يُحِبَّ الرَّجُلُ أَنْ يُثْنَي
عَلَيْهِ صَالِحًا وَيُرَي فِى عَمَلِ الصَّالِحِيْنَ إِذَا قَصَدَ بِهِ وَجْهَ
اللهِ وَهُوَ الثَّنَاءُ الصَّالِحُ[1]. وَفِى عِبَارَةٍ أُخْرَى: إِنَّهُ لاَ بَأْسَ بِذَلِكَ إذا كَانَ
أَوَّلُهُ للهِ ايْ القَصْدُ الْأَوَّلُ مِنَ الْعَمَلِ للهِ تَعَالَى كَمَا
قِيْلَ: (إِذَا صَحَّ أَصْلُ النِّيَّةِ لَمْ تَعْتَرِضْهُ الْعَوَارِضُ) وَقَدْ
قَالَ اللهُ تَعَالَى: [وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِّنِّيْ وَلِتُصْنَعَ
عَلَى عَيْنِيْ] طه:39.
وَقَدْ
أَرْشَدَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فىِ دُعَائِهِ
[...وَاجْعَلْنِي مَحْبُوْبًا فِى قُلُوْبِ عِبَادِكَ...] وَفِي قَوْلِهِ:
[اذْكُرُوْا مَحَاسِنَ مَوْتَاكُمْ وَكُفُّوْا عَنْ مَسَاوِئِهِمْ] رواه أبو داود
والترمذى.
قَالَ
الشَّاطِبِي: (...وَقَدِ الْتَزَمَ الْغَزَالِي فِيْهَا وَفِى أَشْبَاهِهَا
أَنَّهَا خَارِجَةٌ عَنِ اْلإِخْلاَصِ لَكِنْ بِشَرْطِ أَنْ يَصِيْرَ الْعَمَلُ
أَخَفَّ عَلَيْهِ بِسَبَبِ هَذِهِ الْأَغْرَاضِ وَأَمَّا ابْنُ الْعَرَبِي
فَذَهَبَ إِلَى خِلاَفِ ذَلِكَ[2]).
وَفِي هَذِهِ
الْمَسْأَلَةِ يُذَكِّرُنُا تَوْجِيْهُ سَيِّدِي الْوَالِدُ أَبُوْيَ الْحَبِيْبُ
مُحَمَّدٌ عَلَوِي الْمَالِكِي الْحَسَنِي حَيْثُ يَقُوْلُ: كُلٌّ عَلَى حَسَبِ
حَالِهِ. ثُمَّ مِنَ الْأَدَبِ إِذَا أَثْنَي عَلَيْكَ إِنْسَانٌ بِذِكْرٍ
جَمِيْلٍ أَنْ تَقُوْلَ لَهُ: الْحَمْدُ
للهِ الَّذِيْ أَظْهَرَ الْمَلِيْحَ وَسَتَرَ الْقَبِيْحَ.
=والله يتولى
الجميع برعايته=
[1] تفسير التحرير والتنوير 146/9
Kenangan Indah
Allah tabaraka wata’ala berfirman: “Dan jadikanlah untukku buah
tutur kata yang baik di (kalangan) orang-orang yang datang kemudian!”QS
As Syu’ara’:84.
Nabi Ibrahim alaihissalam memohon kepada Allah agar sebutan dan tuturan
baik tentang dirinya langgeng di kalangan generasi-generasi yang akan datang
sesudahnya karena beliau sangat senang jika itu bisa betul-betul terjadi dan
menjadi kenyataan yang sebenarnya. Hal ini mencakup permohonan kelanggengan dan
menutup amal secara sempurna serta permohonan berupa tersebarnya pujian baik di
mana pasca ia wafat, maka ini merupakan menu bagi rohnya karena pujian baik
akan mengantarkan manusia yang telah mengenal (sosoknya) untuk mendo’akannya
sebagai penghargaan atas kesucian hati, kesempurnaan tauhid, kepasrahan diri,
pengorbanan dan kesuksesannya menyempurnakan kalimat-kalimat yang diujikan
kepadanya.
Sungguh Allah ta’ala telah menjadikan para nabi dan rasul alaihimussalaam
berasal dari anak keturunan Nabi Ibrahim as. Mereka senantiasa menyebutnya dan
begitu pula halnya dengan umat-umat pengikut mereka. Dan kiranya sebutan beliau
juga langgeng di kalangan umat Nabi Muhammad Saw dalam berbagai situasi:
1. Amalan-amalan
haji
2. Idul Adha dan
muatan di dalamnya yang berupa penyembelihan hewan kurban
3. Do’a Iftitah
dalam shalat
4. Shalawat
Ibrahimiyyah sesudah tahiyyat akhir
5. Berkhitan
karena mengikuti millah nya
Itu semua bukan sekedar untuk kenangan tetapi karena di dalamnya bisa
diambil pelajaran dan mengingat sesuatu hal yang memang perlu terus
diulang-ulang sebagaimana dikatakan; [Dalam pengulangan terjadi penetapan
(pemantapan) dan dalam penetapan terjadi penerangan/pencerahan].
Imam Malik, seperti disebutkan oleh Imam Ibnul Araby, mengatakan:
(Bukanlah sebuah masalah ketika seseorang suka jika mendapatkan pujian baik
serta terlihat sedang melakukan amalan orang-orang shaleh selama itu bertujuan
karena Allah yaitu yang disebut pujian yang baik)[3]
Dalam bahasan lain:
(Sesungguhnya hal itu tidak masalah jika awalnya karena Allah. Maksudnya
tujuan pertama beramal adalah karena Allah) sebagaimana dikatakan: “Jika niat
dasar sudah benar maka tidak akan terhalang (terpengaruh) kejadian-kejadian
(atau hal apapun)”
Sungguh Allah telah berfirman: “...Dan Aku telah melimpahkan atas dirimu
kasih sayang yang datang dari-Ku, dan supaya kamu diasuh di bawah
pengawasan-Ku”QS Thoha:39.
Sungguh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah membimbing kita
dalam do’a beliau: “...dan jadikanlah diriku disenangi dalam hati para
hambaMu...” serta sabda beliau: “Sebutkanlah kebaikan-kebaikan
orang-orang mati kalian dan tahanlah diri kalian dari (menyebutkkan) keburukan
mereka”HR Abu Dawud-Turmudzi .
Imam Syathibi mengatakan: Imam al Ghazali berprinsip bahwa masalah ini atau
yang serupa telah keluar dari keikhlasan dengan catatan apabila menjadikan
aktivitas (beramal) terasa lebih ringan (lebih bersemangat) baginya disebabkan
tujuan-tujuan ini. Adapun Imam Ibnul Araby lebih memilih sebaliknya (tetap
dalam koridor ikhlas)[4]. Dalam
masalah seperti inilah kita jadi mengingat arahan Sayyidi al Walid Abuya al
Habib Muhammad Alawi al Maliki al Hasani yang mengatakan: “Masing-masing
tergantung kondisinya”. Kemudian jika seseorang memuji anda dengan pujian yang
baik maka termasuk tatakramanya adalah anda mengucapkan: “Segala puji bagi
Allah Dzat Yang Menampakkan yang baik dan Menutup yang buruk”
=والله يتولى الجميع برعايته=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar