Alhamdulillah barusan selesai sholat jum'at dan tadi harus keluar rumah untuk mencari beberapa komponen sebagai bagian komponen robot yang harus kami selesaikan. tadi cerita terhenti hingga mana .... muncul kaget kami ketika seorang wanita menawarkan tiket ke kudus dengan harga 100 rb per kepala. dengan tegas kami tolak dengan alasan sholat dulu. kami memang langsung menuju masjid terminal untuk sholat maghrib dan isya' jama' qoshor.
Selepas salam, kami segera mendekati parkiran bus malam yang ternyata tersisa 2 armada yakni bus nusantara dan satunya tidak begitu kami perhatikan karena pertanyaan kami telah terjawab. kernet bus mengiyakan atas pertanyaan kami bahwa bus itu menuju ke semarang melewati kudus dan berangkatnya pukul 20.00 serta beli tiketnya di atas saja.
alhamdulillah lega sudah, semoga perjalanan kami dimudahkan oleh Alloh, pikir kami. perut kamipun tidak kompromi lagi, reaksi mengharuskan kami segera menuju rumah makan padang diluar terminal.
Dan ujian Alloh datang kembali, kali ini kami dikagetkan dengan sapaan seorang pria berbadan tinggi tegap dan tubuh dipenuhi tato. "ini rombongan yang tadi mau ke semarang?" tanyanya. "bukan", jawab kami kompak. "kudus?" tanyanya lagi. "ya" jawabku. "sudah punya tiket". "belum". "kalo begitu, tunggu sini saja"
makin bingung kami dibuatnya, kira-kira mau dia? tentu saja kami tidak percaya begitu saja. apalagi dengan tampang dan dandanannya, dia orang asing lagi bagi kami, bagaimana kami bisa percaya?
so, kami tolak dia, busnya kan di ada dalam terminal? ngapain kami harus nunggu digerbang. selain itu jika kami menunggu di gerbang, kami jelas naiknya ketika bus itu akan keluar, apakah dia mau berhenti dan mengangkut kami? lalu kalaupun terangkut, masih adakah tempat duduk bagi kami? kalaupun ada apakah tempat duduk kami berdekatan atau bahkan berdampingan? inilah pikiran-pikiran yang berkecamuk dalam otak kami.
Akhirnya kami bulatkan tekad untuk masuk dan naik kedalam bus. sejenak kami nikmati tempat duduk yang empuk dan nyaman ini. "preman" itu datang lagi, dengan nada setengah memaksa ia mewajibkan kami membeli tiket dari loket yang ada dibawah. dengan dalih pemeriksaan dan peraturan terminal, dia meminta kepala rombongan turun bersamanya menuju loket tiket.
tanpa pikir panjang, aku turuti permintaannya dengan mengajak akhi huda, kudatangi loketnya. dan yang lebih kaget ternyata wanita tadi ada juga. wah sindikat ini, pikirku. karena terminal adalah wilayah mereka, aku turuti saja mau mereka daripada mendatangkan mudhorot yang lebih besar lagi. toh uang adalah pemberian Alloh, jikapun habis uang kami, masih bisa minta kepada Alloh.
Kubayarkan 500rb untuk membeli tiket kami berlima dengan panjatan do'a "ya Alloh selamatkan kami dari tipu daya mereka"
kembali kami dikecewakan dengan hanya 2 lembar tiket yang kami terima dari mereka dengan alasan satu tiket untuk berdua dan satu lagi untuk bertiga. lebih dari itu jatah makan tidak diberikan, harga tiket tersebut termasuk hak makan kami berlima. namun ketika tiba di rumah makan, sang kernet tidak ada yang membangunkan kami dari tidur. Ya Allohu ............
to be continue...................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar