taushiyah Abina Ihya' Ulumiddin
pada bulan Juni 2013
بسم الله الرحمن الرحيم
تزكية النفس
بين تهذيبها وامتداحها
قَالَ اللهُ
تَعَالَى: [لَقَدْ مَنَّ اللهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ إِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ
رَسُوْلاً مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْ عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيْهِمْ
وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِي
ضَلاَلٍ مُّبِيْنٍ] آل عمران :164.
وَقَالَ
اللهُ تَعَالَى: [هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ اْلأَرْضِ وَإِذْ
أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فىِ بُطُوْنِ أُمَّهَاتِكُمْ فَلاَ تُزَكُّوْا أَنْفُسَكُمْ
هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى] النجم:32.
اْلأَوَّلُ
مَمْدُوْحٌ وَهُوَ مِنْ وَظِيْفَةِ الرَّسُوْلِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لِتَزْكِيَتِهَا مِنَ الشَّرِّ وَالْهَوَى وَاْلعِصْيَانِ. وَالثَّانِي مَذْمُوْمٌ
لِمَا خُلِقَ لِأَجْلِهِ ابْتِلاَءً بِهِ كَمَا ذُكِرَ فِى عِدَّةِ آياَتٍ مِنَ
الْقُرْآنِ مِنْ كَوْنِ اْلإِنْسَانِ كَالتَّالِي:
1.
خُلِقَ فِى
كَبَدٍ اي فىِ شِدَّةٍ وَعَنَاءٍ مِنْ مُكَابَدَةِ الدُّنْيَا (البلد:4)
2.
خُلِقَ
عَدُوًّا لِقَرِيْنَيْهِ نَفْسِهِ وَشَيْطَانِهِ
3.
لاَ يَخْفَى
عَلَى اللهِ مِنْهُ شَيْئٌ وَيَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ (ق: 16)
4.
مَرْهُوْنًا
بِعَمَلِهِ (الطور:21)
5.
خُلِقَ
ضَعِيْفًا (النساء: 28)
6.
خُلِقَ
عَجُوْلاً (الإسراء:11)
7.
أَكْثَرُ
شَيْئٍ جَدَلاً (الكهف:54)
8.
فَرِحًا
بِالنِّعْمَةِ وَيَائِسًا عِنْدَ زَوَالِهَا (فصلت:49-51)
9.
خُلِقَ
هَلُوْعًا: يَفْزَعُ مِنَ الشَّرِّ وَيَحْرِصُ وَيَشِحُّ عَلَى الْمَالِ وَلاَ
يَصْبِرُ عَلَى الْمَصَائِبِ بَلْ لاَ يَصْبِرُ عَلَى خَيْرٍ وَلاَ شَرٍّ حَتَّى
يَفْعَلَ فِيْهِمَا مَا لاَ يَنْبَغِى
10.
خُلِقَ
جَزُوْعًا: لَمْ يَصْبِرْ عَلَى مَا نَزَلَ بِهِ فَأَظْهَرَ الْحَزَنَ أَوِ
الْكَدَرَ
11.
خُلِقَ
مَنُوْعًا: عَنْ بَذْلِ مَا عَلَيْهِ مِنَ الْخَيْرِ (10-11. المعارج:19-26)
12.
خُلِقَ
قَتُوْرًا: بَخِيْلاً مُضَيَّقًا بِسَبَبِ مَا جُبِلَ عَلَيْهِ مِنَ الْبُخْلِ
وَالْحِرْصِ وَالطَّمَعِ (الإسراء:100)
13.
14. 15. 16:
ظَلُوْمًا جَهُوْلاً كَفُوْرًا كَنُوْدًا (الأحزاب 72/ العاديات 6)
الْكَنُوْدُ:هُوَ الَّذِى يَجْحَدُ
لِنِعَمِ اللهِ يَذْكُرُ الْمَصَائِبَ وَيَنْسَى النِّعَمَ أَوْ هُوَ الَّذِى
يُنْفِقُ نِعَمَ اللهِ فِى مَعَاصِى اللهِ
وَقَدْ
قِيْلَ:
يَآأَيُّهَا
الظَّالِمُ فِى فِعْلِهِ # وَالظُّلْمُ
مَرْدُوْدٌ عَلَى مَنْ ظَلَمْ
إِلَى مَتَى
أَنْتَ وَحَتَّى مَتَى # تَشْكُو الْمَصَائِبَ وَتَنْسَى
النِّعَمْ
قَالَ اللهُ
تَعَالَى: [هَلْ أَتَي عَلَى اْلإِنْسَانِ حِيْنٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا
مَذْكُوْرًا. إِنَّا خَلَقْنَا اْلإِنْسَانَ مِنْ نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ
نَبْتَلِيْهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيْعًا بَصِيْرًا. إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيْلَ
إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُوْرًا] الإنسان:1-3.
الْكَفُوْرُ:
هُوَ الَّذِى يَنْسَى رَبَّهُ فَلَا يَذْكُرُهُ إِلاَّ عِنْدَ الشِّدَّةِ وَفِى
هَذِهِ اْلآيَةِ جَمَعَ اللهُ تَعَالَى بَيْنَ الشَّاكِرِ وَالْكَفُوْرِ وَلَمْ
يَجْمَعْ بَيْنَ الشَّكُوْرِ وَالْكَفُوْرِ مَعَ اجْتِمَاعِهِمَا فىِ مَعْنَى
الْمُبَالَغَةِ نَفْيًا لِلْمُبَالَغَةِ فِى الشُّكْرِ وَإِثْبَاتًا لَهَا فِى
الْكُفْرِ لِأَنَّ شُكْرَ اللهِ تَعَالَى لاَ يُؤَدَّى فَانْتَفَتْ عَنْهُ
الْمُبَالَغَةُ وَلَمْ تَنْتَفِ عَنِ الْكُفْرِ الْمُبَالَغَةُ فَقَلَّ شُكْرُهُ
لِكَثْرَةِ النِّعَمِ وَكَثُرَ كُفْرُهُ مَعَ اْلإِحْسَانِ إِلَيْهِ
=والله يتولى الجميع برعايته=
Alloh ta’ala berfirman:
“Dan sungguh Alloh benar-benar telah memberikan anugerah kepada orang-orang
beriman ketika Dia Mengutus di antara mereka seorang utusan dari diri mereka
sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayatNya, membersihkan mereka dan
mengajarkan kepada mereka alkitab (Alqur’an) dan alhikmah (as sunnah) meski
sebelum itu mereka benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata” QS Ali
Imron:164.
Alloh ta’ala berfirman:
“Dia lebih Mengetahui tentang diri kalian ketika Dia Menumbuhkan kalian
dari tanah dan ketika kalian masih berupa janin-janin dalam perut ibunda
kalian, maka merasa diri kalian bersih karena Dia lebih Mengetahu orang yang
bertaqwa”QS An Najm:32.
(ma’na tazkiyatun nafs berdasar 2 ayat diatas):
Pertama, adalah terpuji karena merupakan tugas Rosululloh shollallohu
alaihi wasallam untuk membersihkan diri dari keburukan, hawa dan
kemaksiatan.
Yang kedua adalah tercela karena tujuan penciptaannya adalah sebagai
ujian seperti disebutkan dalam banyak ayat Alqur’an tentang realitas manusia
sebagai berikut:
1.
Tercipta dalam kepayahan,sengsara dan letih karena mengurus dunia (QS al
Balad:4)
2.
Tercipta sebagai musuh nafsu dan setan yang senantiasa menyertainya
3. Tidak ada
apapun darinya yang samar bagi Alloh, dan Alloh Mengetahui pembicaraan hatinya
(QS Qoof:16)
4.
Tergadaikan dengan perbuatannya (QS At Thuur:21)
5.
Tercipta dalam keadaan lemah (QS An Nisa’: 28)
6.
Tercipta sebagai sangat terburu-buru (QS al Isro’:11)
7.
Terbanyak dalam membantah (QS al Kahfi:54)
8.
Gembira dengan nikmat dan berputus asa ketika nikmat itu sirna (QS
Fusshilat 49-51)
9.
Tercipta dalam kondisi banyak berkeluh kesah; sangat khawatir mendapatkan
keburukan, gila harta dan sangat pelit jika sudah memilikinya, dan tidak sabar
saat ditimpa musibah, bahkan tidak sabar terhadap kebaikan dan keburukan
sehingga dalam kondisi itu ia melakukan hal yang tidak semestinya.
10. Tercipta dalam
kondisi rapuh; tidak sabar atas segala yang terjadi sehingga menampakkan
kesedihan dan kekeruhan hidup
11. Tercipta
sebagai yang enggan; mendermakan kebaikan yang dimilikinya (10,11= QS al
Ma’aarij: 19-26)
12. Tercipta
sebagai yang keterlaluan dalam berhemat; pelit dan sangat mempersempit diri
sendiri sebagai akibat karakter yang ditanam dalam dirinya berupa kikir, gila
harta dan tamak (QS al Isro’:100)
13. 14.15.16.
Sangat zhalim (zholum), sangat bodoh (jahul), sangat durhaka (kafur)
dan sangat ingkar (kanud).
Al Kanud; adalah orang yang mengingkari nikmat-nikmat Alloh; hanya
mengingat musibah dan melalaikan nikmat. Atau ia adalah orang yang
membelanjakan nikmat Alloh dalam kemaksiatan.
Sungguh telah dikatakan (dalam sebua sya’ir):
Hai orang yang
zhalim dalam perbuatannya
# kezaliman
dikembalikan kepada pelakunya
Sampai
kapankah, dan hingga kapan kamu
# mengeluhkan
bencana dan melalaikan nikmat?
Alloh ta’ala berfirman: “Bukankah telah datang kepada manusia
masa di mana ia bukanlah apa-apa yang disebutkan. Sesungguhnya Kami menjadikan
manusia dari sperma yang bercampur, (untuk) kami mengujinya, lalu Kami
menjadikannya bisa mendengar dan bisa melihat. Sesungguhnya Kami menunjukkannya
jalan; (dan ada kalanya mereka) menjadi orang yang bersyukur dan ada kalanya
sangat mengingkari” QS al Insan:1-3.
Al Kafur adalah orang yang melalaikan Tuhannya, tidak mengingat
dan menyebutNya kecuali saat dalam kesulitan.
Dalam ayat ini Alloh mengumpulkan antara orang yang bersyukur (Syakir)
dan orang yang sangat mengingkari (Kafur). Alloh tidak mengumpulkan
antara Syakur (orang yang sangat bersyukur) dan Kafur,
meski keduanya selaras dalam sama-sama memiliki arti sangat (mubalaghoh)
untuk menafikan keberadaan orang yang sangat bersyukur dan menetapkan
keberadaan orang yang sangat kufur, sebab bersyukur kepada Alloh memang
tidak bisa dilakukan, (jika demikian halnya tentu) tidak ada orang yang sangat
bersyukur, dan sebaliknya orang yang sangat kufur tidak bisa ditiadakan,
sehingga bersyukur (kepada Alloh) terjadi sedikit di saat banyaknya nikmat dan
(justru) kufur bertambah banyak di saat kebaikan Alloh (terus diberikan)
kepada manusia.
. =والله يتولى الجميع برعايته=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar