Dalam kutipan sebuah lagu :”Belajar
diwaktu kecil. Bagai mengukir diatas batu. Belajar sesudah dewasa.
Laksana mengukir diatas air. Ilmu dunia akhirat. Wajib dituntut
dipelajari. Dari kecilah engkau mendapat. Sudah Dewasa berguna kemana
pergi. Belajar diwaktu kecil. Bagai mengukir diatas batu. Belajar
sesudah dewasa Laksana mengukir diatas air. Jangan sedih yatim piatu
Tiada berayah tiada beribu. Tapi sedihlah tak punya ilmu. Jalan mana..
yang mana hendak dituju. Belajar diwaktu kecil Bagai mengukir diatas
batu. Belajar sesudah dewasa Laksana mengukir diatas air.”
Anak merupakan amanah dari Allah bagi
para orangtua. Adalah kewajiban orangtua memberikan bekal yang terbaik
buat mereka. Dari kutipan lagu di atas dapat kita pahami bahwa proses
mendidik anak sangatlah baik dimulai dari usia dini , anak sangat mudah
sekali menyerap informasi terhadap apa yang dia terima dari lingkungan
sekitarnya. Dengan ini pendidikan yang benar diberikan mulai pada usia
sedini mungkin sehingga mengakar dan tertanam kokoh dalam jiwa mereka
untuk menjadi bekal di kala dia dewasa kelak.
Betapa banyak sekali orangtua yang
kerepotan dan kewalahan mengangani anak-anaknya yang sudah beranjak
dewasa , mereka tidak punya filter terhadap pergaulan bebas, tawuran,
dan bahkan sex bebas hingga narkoba, itu bisa dikarenakan karena
kesalahan atau kekeliruannya dalam mendidik anak pada usia kecil mereka.So, bimbing dan didiklah anak-anakmu mulai dari uisa dini atau bahkan mulai dari kandungan sekalipun
Berikut ini adalah tahapan pendidikan
anak versi Nabi Muhammad yang telah beliau jelaskan ratusan tahun yang
lalu. Sebuah tahapan yang Islami sesuai dengan petunjuk-Nya.
Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa ”Biarlah
anak-anak kalian bermain dalam 7 tahun pertama, kemudian didik dan
bimbinglah mereka dalam 7 tahun kedua, sedangkan 7 tahun ketiga
jadikanlah mereka senantiasa bersama kalian dalam musyawarah dan
menjalankan tugas.”
Fase 7 Tahun pertama (usia 0 – 7 tahun)
Pada 7 tahun pertama, perlakukan anak
sebagai raja (0-7 th). Yang dimaksud di sini, bukan berarti kita
menuruti semua keinginan anak, melainkan memberikan perhatian penuh
kepada anak, karena di usia inilah mereka mengalami masa emas. Saat
maksimal pembentukan sel otak 70%, dan kemampuan anak menyerap informasi
masih sangat kuat. Jangan serahkan sepenuhnya pada pengasuh, jangan
sepenuhnya pada nenek-kakeknya. Rawatlah mereka dengan tangan kita.
Perhatian kecil yang sederhana tapi tulus dari lubuk hati.
Pada tahap pertama ini pendidikan anak
dilakukan dengan cara bermain. Metode bermain menjadi pilihan paling
tepat untuk mengembangkan pribadi anak. Para pakar telah menemukan bahwa
pada usia ini perkembangan otak kanan sedang berada pada puncaknya.
Otak kanan yang merupakan otak kreatifitas, imajinasi, irama, berfikir
menyeluruh. Semua pola pikir otak kanan merupakan pola pikir yang
didasarkan pada kegembiraan dan permainan. Maka, sungguh suatu kesalahan
besar jika anak usia 0 – 7 tahun diajar dengan metode sebagaimana
kakak-kakaknya. Suatu kedholiman jika guru dan orangtua memberlakukan
pendidikan yang keliru kepada anak-anaknya.
Pada tahap ini anak tidak boleh diberikan
hukuman. Jikalau ada kesalahan harus dibenarkan dengan cara halus dan
bijaksana. Pola pikir yang masih banyak mencoba, banyak meniru merupakan
sifat utama anak usia ini. Oleh karenanya tidak sepantasnya anak
mendapatkan hukuman (apalagi hukuman fisik) hanya karena keingintahuan
dan kepenasarannya.
Pada tahap ini anak diberikan kebebasan
yang mutlak atas kesukaan dan kegemarannya. Anak diberi ruang kebebasan
untuk menggali dan menyuburkan semua potensi dalam dirinya. Pengekangan
dan pembatasan hanya akan memberikan efek negatif terhadap tumbuh
kembangnya.
Sistem pendidikan yang salah pada usia
ini telah mengubur (membunuh) potensi kreatifitas dna imajinasinya
sebesar 90%. Sungguh, sangat disayangkan anak yang memiliki potensi
hebat, namun terhambat karena kesalahan metode pengajaran orang-orang
yang mencintainya.
Fase 7 Tahun Kedua ( 8 – 14 tahun)
Pada 7 tahun kedua, perlakukan anak
sebagai tawanan perang (7-14 th). Maksudnya adalah mulai
mendisiplinkan anak. Rasulullah SAW pun bersabda, untuk menyuruh
anak-anak untuk shalat di umur 7 tahun, lalu memukulnya jika tidak
shalat di umur 10 tahun. Pada fase kedua inilah akan terjadi pubertas.
Anak harus dipersiapkan disiplin sebelum menginjak pubertas dimana semua
ketentuan rukun Islam (Shalat, Puasa, dll) harus ia lakukan sendiri dan
akan menjadi dosa jika ia tinggalkan.
Tahap ini mulai dilakukan pendidikan dan
pembimbingan. Ketika anak sudah menghabiskan dunia bermain, setelah anak
siap konsep diri dan lingkungannya, bersiaplah anak mulai dididik
dengan benar. Mendidik berarti memberikan berbagai penegtahuan dengan
beragam cara. Mendidik berarti memberikan berbagai pengalaman yang akan
mengembangkan potensi kecerdasannya. Sementara membimbing berarti
memberikan pendampingi terhadap pekerjaan anak. Meluruskan yang keliru
dan memberikan berbagai strategi dalam pembelajaran. Mulai usia 8 tahaun
anak mulai diberikan latihan-latihan tanggung jawab dan dasar-dasar
kemandirian.
Pada tahap ini anak harus mulai diberikan
hukuman sesuai dengan umurnya. Nabi Muhammad mengatakan bahwa anak 7
tahun diajarkan salat, jika sudah berusia 10 tahun tidak mau salat maka
boleh dipukul. Mulailai disiplin dan tanggung jawab dilatihkan kepada
anak. Mengenalkan dan memahamkan anak mengenai
baik dan buruk mulai diteguhkan. Berbagai alasan dan sebab perbuatan
baik dan buruk menjadi diskusi bersama.
Dan pada usia ini anak sudah harus
mengetahui dan memahami berbagai aturan yang harus ia patuhi. Peraturan
di sekolah dan di rumah menjadi materi utama pembelajaran. Ditambah
aturan kemasyarakat yang menjadi bekal hidupnya kelak.
Fase 7 tahun Ketiga (usia 15 – 21 tahun)
Pada Fase Ketiga setelah 7 th kedua (14
tahun ke atas), perlakukan anak sebagai sahabat. Di usia ini, anak
bergulat dengan pencarian jati diri. Ia mengalami banyak peristiwa
emosional dan sensitif dengan tubuhnya sendiri. Ajak anak untuk sering
berbagi cerita, curhat, dan ajak pula teman-temannya untuk akrab dengan
kita. Dengan begitu kita bisa mengontrol anak tanpa harus mengekang. Dan
jiwa jati diri anak akan terbentuk dengan baik karena adanya
kepercayaan dari orang tua.
Pada tahap ini anak mulai diberkan tugas
dan tanggung jawab lebih besar. Anak diberikan berbagai penugasan yang
akan melatihnya menjadi anak yang mandiri. Anak mulai harus diberikan
berbagai diskusi dan kerja sama dalam mengerjakan berbagai proyek yang
sesuai dengan usianya.
Anak sudah harus belajar mencari uang
untuk latihan menuju kedewasaan. Program magang dan workshop menjadi
pilihan tepat untuk usia ini.
sumber: http://soemitroblink.wordpress.com
sumber: http://soemitroblink.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar