Taushiah Syahriah Bulan aret 2014
Abina KHM. Ihya' Ulumiddin
Nabi shallallahu alaihi wasallam
bersabda:
(Seseorang itu mengikuti perilaku kekasihnya, maka
hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa orang yang berkasih-kasihan dengannya)[1]
Ibnu
Mas’ud ra berkata:
((Nilailah manusia dengan saudara-saudara mereka!))[2]
Dan
sungguh telah dikatakan:
Jangan bertanya tentang seseorang (tetapi) bertanyalah tentang kawan
dekatnya
(karena) setiap teman mengikuti temannya
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
(Sesungguhnya Allah tidak pernah mengutus seorang
nabi atau (mengangkat) seorang khalifah kecuali baginya ada dua bithanah;
bithanah yang memerintahkannya berbuat baik dan mencegahnya berbuat mungkar.
Dan bithanah yang tidak berhenti mendorongnya pada kerusakan. Dan barang siapa
dijaga dari bithanah yang buruk maka sungguh ia benar-benar terjaga)[3]
(Bithanah) bithanah seseorang adalah orang khususnya, penasehatnya, dan gudang simpanan
rahasianya. Dialah orang yang dipercaya
oleh seseorang untuk diberitahukan akan rahasia-rahasia. Ia diserupakan dengan pakaian bagian dalam.
Kalimat (La Ta’luuhu Khabaala). Alaa (Ya’luu) fil
amri,memperpendek urusan. Maksudnya tidak berhenti merusak urusannya. Ini diambil dari
firman Allah: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil
menjadi teman kepercayaanmu, orang-orang di luar kalanganmu (karena) mereka
tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa
yang menyusahkanmu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang
disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan
kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya”[4]
Maksud ayat ini adalah bahwa mereka (orang-orang munafiq) tidak pernah
berhenti mendatangkan kerusakan kepada kalian. Dan terkadang kerusakan itu
dalam perbuatan, tubuh dan akal fikiran[5].
Dalam riwayat Imam Bukhari disebut hadits yang artinya: “Allah tidak
mengutus seorang nabi atau mengangkat seorang sebagai khalifah kecuali baginya
ada dua bithonah; bithonah yang menyuruh dan menganjurkannya kepada kebaikan
serta bithonah yang menyuruh dan mendorongnya pada keburukan. Maka orang yang
terjaga adalah orang yang dijaga oleh Allah”[6]
Di
sini adalah pernyataan akan keselamatan Nabi shallallahu alaihi wasallam
dari hal tersebut sebagaimana diisyaratkan oleh sabda beliau: “…tetapi Allah
menolongku (bisa mengalahkanya) sehingga aku selamat”[7]
Sementara
seorang da’i sangat membutuhkan bithanah yang biasa disebut seorang Mulazim
sebagaimana diisyaratkan oleh firman Allah: “Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: Aku tidak akan
berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua lautan, atau aku akan berjalan
sampai bertahun-tahun. Maka tatkala mereka sampai ke
pertemuan dua buah laut, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat
mengambil jalannya ke laut. Dan tatkala mereka
berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: “Bawalah kemari
makanan kita, sesungguhnya kita telah mendapatkan keletihan karena perjalanan
kita ini ”[8] dan firman
Allah: “Jikalau kalian tidak menolongnya (Rasulullah Saw) maka sesungguhnya
Allah telah menolongnya yaitu ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari
Makkah), sedang dia adalah orang kedua dari dua orang ketika keduanya berada
dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu
bersedih karena sesungguhnya Allah bersama kita”[9]
Dan khususnya mulazim wanitanya (mulazimah) yaitu isterinya, maka di
sini marilah mendengar secara seksama kisah sahabat mulia Abul Haitsam At
Tayyihan al Anshari seperti diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dalam sunan
nya[10].
= والله يتولي الجميع برعايته =
copas dari www.nurulharomain.org
[1] HR Abu Dawud no 4833. HR Turmudzi no 2378 dari
Abu Hurairah ra
[2] Lihat Tafsir al Qurthuby tafsir QS Ali Imran:118
[3] HR Turmudzi no 2474
[4] QS Ali Imran:118
[5] At Tafsir al Wadhih 1/17 DR Muhammad Mahmud Hijazi
[6] HR Bukhari no 7198 Kitab al Ahkam bab
(41) Bithonatul Imam wa Ahli Masyurotihi dari Abu Said al Khudri ra
[7] Tuhfatul Ahwadzi 7/38
[8] QS al Kahfi 60-62
[9] QS at Taubah:40
[10] Hadits no 2474 Bab Maisyah Ash haab an Nabiyy Saw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar