Rabu, 05 Maret 2014

AIR BEKAS MEMANDIKAN JENAZAH ROSULULLOH



Kemanakah perginya air bekas memandikan jenazah Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam?

Di dalam sebuah Majelis Muktamar yang dihadiri banyak ulama dari penjuru dunia, As-Syaikh As-Sayyid Muhammad bin Mutawalli Asy-Sya’rawi Al-Husaini mengajukan sebuah pertanyaan yang tidak pernah ditanyakan sebelumnya, “Kemanakah perginya air bekas memandikan jenazah Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam?” Tak ada satupun yang mampu menjawab pertanyaan itu kecuali pimpinan majelis itu sendiri yang berkata, “Berilah aku waktu hingga esok hari.”

Keesokan harinya ulama itu berdiri dan menjawab, “Air bekas memandikan jasad Rasulullah naik ke langit, lalu turun kembali ke bumi bersama tetesan hujan. Dimana air itu turun, maka disitu berdiri sebuah masjid.”

Syaikh Sya’rawi berkata, “Engkau benar. Darimana engkau mengetahuinya?” Ulama itu berkata, “Semalam aku bermimpi bertemu Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam sedang bersama seorang laki-laki agung yang membawa sebuah Qindil (lentera).”

Belum usai ulama itu berbicara, Syaikh Sya’rawi bertanya, “Apakah pemegang Qindil itu yang memberitahumu?” Ulama itu berkata, “Benar! Rasulullah mengisyaratkan kepada pemegang Qindil itu untuk menjawab pertanyaanku, dan dia menjawab pertanyaanku. Bagaimana engkau tahu bahwa yang menjawab pertanyaanku adalah pemegang Qindil itu?” Syaikh Sya’rawi berkata, “Karena akulah pemegang Qindil dalam mimpimu itu.”

Ket. Foto : Sumur Bir Gharis di Madinah, tempat mengambil air untuk memandikan jenazah Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam.

Majelis Sayyidul Wujud
Habib Kazim bin Luqman Al-Kaff

Wallahu`alam
 
Foto: AIR BEKAS MEMANDIKAN JENAZAH SAYYIDINA MUHAMMAD SAW

Kemanakah perginya air bekas memandikan jenazah Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam?

Di dalam sebuah Majelis Muktamar yang dihadiri banyak ulama dari penjuru dunia, As-Syaikh As-Sayyid Muhammad bin Mutawalli Asy-Sya’rawi Al-Husaini mengajukan sebuah pertanyaan yang tidak pernah ditanyakan sebelumnya, “Kemanakah perginya air bekas memandikan jenazah Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam?” Tak ada satupun yang mampu menjawab pertanyaan itu kecuali pimpinan majelis itu sendiri yang berkata, “Berilah aku waktu hingga esok hari.”

Keesokan harinya ulama itu berdiri dan menjawab, “Air bekas memandikan jasad Rasulullah naik ke langit, lalu turun kembali ke bumi bersama tetesan hujan. Dimana air itu turun, maka disitu berdiri sebuah masjid.”

Syaikh Sya’rawi berkata, “Engkau benar. Darimana engkau mengetahuinya?” Ulama itu berkata, “Semalam aku bermimpi bertemu Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam sedang bersama seorang laki-laki agung yang membawa sebuah Qindil (lentera).”

Belum usai ulama itu berbicara, Syaikh Sya’rawi bertanya, “Apakah pemegang Qindil itu yang memberitahumu?” Ulama itu berkata, “Benar! Rasulullah mengisyaratkan kepada pemegang Qindil itu untuk menjawab pertanyaanku, dan dia menjawab pertanyaanku. Bagaimana engkau tahu bahwa yang menjawab pertanyaanku adalah pemegang Qindil itu?” Syaikh Sya’rawi berkata, “Karena akulah pemegang Qindil dalam mimpimu itu.”

Ket. Foto : Sumur Bir Gharis di Madinah, tempat mengambil air untuk memandikan jenazah Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam.

Majelis Sayyidul Wujud
Habib Kazim bin Luqman Al-Kaff

Wallahu`alam


Sumber : https://www.facebook.com/pages/Majelis-Talim-Darusshofa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar