Jumat, 10 Mei 2013

Di Antara Etika Shuhbah (2)

taushiyah abina bulan mei 2013
 
 
بسم الله الرحمن الرحيم
 
مِنْ آدَابِ الصُّحْبَةِ  2 

 وَمِنْ آدَابِهَا اْلأُخْرَى:
    
أَنْ يَكُوْنَ كُلُّ أَحَدٍ مِنْهُمْ لِلْكَبِيْرِ كَالْوَلَدِ وَلِلنَّظِيْرِ كَاْلأَخِ وَلِلصَّغِيْرِ كَالْوَالِدِ وَلِعَالِمِهِمْ كَالْمَمْلُوْكِ. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيْرَنَا وَيَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا حَقَّهُ) رواه أحمد والحاكم _ الجامع الصغير 2/138.  
 
إِذَا اجْتَمَعُوْا أَنْ يُقَدِّمُوْا أَحَدَهُمْ لِيَكُوْنَ مَرْجِعُهُمْ إِلَيْهِ وَاعْتِمَادُهُمْ عَلَيْهِ. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَأُهُمْ لِكِتَابِ اللهِ فَإِنْ كَانُوْا فِى الْقِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ فَإِنْ كَانُوْا فِى السُّنَّةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً فَإِنْ كَانُوْا فِى الْهِجْرَةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ سِلْمًا_ وَفِى رِوَايَةٍ: سِنًّا الحديث...) رواه مسلم فى صحيحه باب من أحق بالإمامة رقم 673.
   
 
أَنْ لاَ يَجْرِيَ بَيْنَهُمُ الْمُخَاصَمَةُ وَلاَ الْمُجَادَلَةُ وَلاَ اْلإِزْدِرَاءُ وَلاَ الْمُزَاحَمَةُ وَالْمُغَالَبَةُ وَالْغِيْبَةُ وَالْوَقِيْعَةُ وَالنَّقِيْصَةُ .
4-    
 
أَنْ لاَ يَجْرِيَ فِى حَدِيْثِهِمْ: هَذَا لِي وَهَذَا لَكُمْ وَلَوْ كَانَ كَذَا لَمْ يَكُنْ كَذَا وَمَا يَجْرِى مَجْرَاهَا. قَالَ إِبْرَاهِيْمُ بْنُ شَيْبَانَ: كُنَّا لاَ نَصْحَبُ مَنْ يَقُوْلُ: فِعْلِي .
   
 
تَرْكُ التِّيْهِ اي التَّكَبُّرِ وَالْعُجْبِ بِالنَّفْسِ وَقَدْ قِيْلَ: إِنَّ عُجْبَ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ حَدُّ فَسَادِ عَقْلِهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: [تِلْكَ الدَّارُ اْلآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِيْنَ لاَ يُرِيْدُوْنَ عُلُوًّا فىِ اْلأَرْضِ وَلاَ فَسَادًا]القصص: 83.
   
 
تَرْكُ الصَّوْلَةِ اي السَّطْوَةِ. قَالَ أَبُوْ عَلِى الرَّوْذُبَارِى: الصَّوْلَةُ عَلَى مَنْ فَوْقَكَ قُحَّةٌ وَعَلَى مَنْ هُوَ مِثْلُكَ سُوْءُ أَدَبٍ وَعَلَى مَنْ دُوْنَكَ عَجْزٌ.
   
 
تَقْدِيْمُ مَا حَضَرَهُ مِنَ الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ قَلَّ أَوْ كَثُرَ بِلاَ تَكَلُّفٍ لِمَنْ نَزَلَ بِهِ مِنْ أَصْحَابِهِ. رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: (هَلاَكُ الْمَرْءِ أَنْ يَدْخُلَ عَلَيْهِ الرَّجُلُ مِنْ إِخْوَانِهِ فَيَحْقِرُ مَا فِى بَيْتِهِ أَنْ يُقَدِّمَهُ إِلَيْهِ . وَهَلاَكُ الْقَوْمِ أَنْ يَحْقِرُوْا مَا قُدِّمَ إِلَيْهِمْ) رواه البيهقى فى السنن الكبرى رقم 5904. وَتَرْكُ التَّكَلُّفِ وَإِحْضَارُ مَا حَضَرَ يُسَمَّى عِنْدَ أَهْلِ اْلأَدَبِ باِلْفُتُوَّةِ.
   
 
اجْتِنَابُ الْبَذَاءِ فَإِنَّهُ يُهَيِّجُ الْبَغْضَاءَ . قَالَ اللهُ تَعَالَى: [قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِى صُدُوْرُهُمْ أَكْبَرُ] آل عمران:118.
   
 
اْلإِيْثَارُ.  قَالَ اللهُ تَعَالَى: [وَالَّذِيْنَ تَبَوَّؤُا الدَّارَ وَاْلإِيْمَانَ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلاَ يَجِدُوْنَ فِى صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوْتُوْا وَيُؤْثِرُوْنَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ. وَمَنْ يُوْقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ] الحشر:9. وَلَكِنْ قِيْلَ: لاَ إِيْثَارَ فِى الْعِبَادَةِ. وَاْلإِيْثَارُ أَفْضَلُ مَقَامًا مِنَ السَّخَاءِ وَالْجُوْدِ.
   
 
إِذْهَابُ الْغِلِّ . قَالَ اللهُ تَعَالَى: [وَالَّذِيْنَ جَاؤُاْ مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا َوِلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا. رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ] الحشر:10.
   
 
مُجَانَبَةُ صُحْبَةِ اْلأَشْرَارِ. قِيْلَ: مَنْ يَصْحَبْ صَاحِبَ سُوْءٍ لَمْ يَسْلَمْ وَمَنْ يَدْخُلْ مَدْخَلَ سُوْءٍ يُتَّهَمْ . وَقِيْلَ:كُلُّ وَاحِدٍ يُعْرَفُ بِقُرَنَائِهِ وَيُنْسَبُ إِلَى خُلَطَائِهِ. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (خَيْرُكُمْ مَنْ يُرْجَى خَيْرُهُ وَيُؤْمَنُ شَرُّهُ وَشَرُّكُمْ مَنْ لاَ يُرْجَى خَيْرُهُ وَلاَ يُؤْمَنُ شَرُّهُ) رواه الترمذى رقم 2362. ذَكَرَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اثْنَيْنِ تَرْغِيْبًا وَتَرْهِيْبًا وَتَرَكَ قِسْمَيْنِ آخَرَيْنِ ِلأَنَّهُ لَيْسَ فِيْهِمَا تَرْغِيْبٌ وَلاَ تَرْهِيْبٌ وَهُمَا: مَنْ لاَ يُرْجَى خَيْرُهُ وَيُؤْمَنُ شَرُّهُ وَ مَنْ يُرْجَى خَيْرُهُ وَلاَ يُؤْمَنُ شَرُّهُ.
 
 
هَذَا وَبِهِ كَفَى ذِكْرُ بَعْضِ هَذِهِ اْلآدَابِ فىِ الصُّحْبَةِ فَمَا أَحْلاَهَا لِمَنْ سَلَكَ وَتَحَلَّى بِهَا. وَالصُّحْبَةُ إِذَا تَوَفَّرَتْ آدَابُهَا فَإِنَّهَا أَجَلُّ اْلأَحْوَالِ أَلاَ تَرَى أَنَّ الصَّحَابَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ كَانُوْا أَجَلَّ النَّاسِ عِلْمًا وَفِقْهًا وَعِبَادَةً وَأَدَبًا وَزُهْدًا وَتَوَكُّلاً وَرِضًا فَلَمْ يُنْسَبُوْا إِلَى شَيْءٍ مِنْ ذَلِكَ غَيْرَ الصُّحْبَةِ الَّتِى هِيَ مِنْ أَعْلَى مَقَامٍ.
 
=والله يتولى الجميع برعايته=
 
Termasuk etika shuhbah berikutnya adalah:

8- Setiap individu dari mereka harus bersikap kepada orang yang lebih tua seperti sikap anak (kepada orang tuanya), kepada orang yang sejajar (dalam usia) bersikap seperti saudara, kepada orang yang lebih muda bersikap seperti orang tua (sendiri) dan kepada orang yang alim di antara mereka bersikap seperti seorang hamba sahaya. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda: “Bukan termasuk dari kami seorang yang tidak memuliakan orang yang lebih tua, tidak mengasihi yang lebih muda dan tidak mengerti hak orang alim” (HR Ahmad-Hakim dari Ubadah bin Shomit ra. Al Jami’ As Shoghir 2/138)

9- Jika berkumpul maka hendaknya mengangkat salah seorang dari mereka untuk dijadikan sebagai rujukan dan sandaran. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda: “Orang yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling pandai membaca kitab Alloh. Jika mereka sama dalam bacaan maka yang paling mengerti sunnah. Jika mereka sepadan dalam sunnah maka yang paling dahulu berhijrah. Jika mereka berbarengan dalam berhijrah maka yang lebih dahulu masuk islam. Dalam sebuah riwayat: yang lebih tua...” (HR Muslim dalam shohihnya Man Ahaqqu bil Imamah no 673)

10- Hendaknya tidak terjadi di antara mereka saling bermusuhan, perdebatan, meremehkan, berdesak-desakan mengambil posisi jabatan, menang-menangan, menggunjing, membicarakan kesalahan, dan kekurangan.

11- Tidak ada pembicaraan di kalangan mereka ungkapan: “Ini bagianku dan ini bagianmu. Andaikan seperti ini niscaya tidak terjadi hal ini” dan sejenisnya. Ibrohim bin Syaiban: Adalah kami tidak bisa berteman dengan seseorang yang mengatakan: “Ini adalah karyaku”

12- Meninggalkan kesombongan dan berbangga diri. Sungguh telah dikatakan: “Sesungguhnya (saat) seseorang membanggakan dirinya maka itu menjadi batas kerusakan akalnya”. Alloh ta’ala berfirman: “Itulah rumah akhirat yang Kami Menjadikannya untuk orang-orang yang tidak bermaksud menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi “QS al Qoshosh: 83.

13- Tidak melakukan shoulah (sok menguasai). Abu Ali Ar Roudzbari mengatakan: “Melakukan shoulah kepada orang yang lebih tua adalah perilaku kurang ajar, kepada orang yang sepadan adalah budi pekerti buruk dan kepada orang yang lebih rendah adalah (pertanda) kelemahan”.

14- Menyuguhkan makanan dan minuman sedikit atau banyak seadanya dan tidak usah memaksakan diri kepada teman yang singgah. Diriwayatkan dari Nabi shollallohu alaihi wasallam sesungguhnya beliau bersabda: “Kerusakan seseorang adalah ketika salah seorang dari saudaranya datang kepadanya lalu ia merasa apa (makanan/minuman) yang ada di rumahnya tidak pantas untuk disuguhkan. Dan kerusakan suatu kaum adalah jika mereka meremehkan apa yang disuguhkan kepada mereka” (HR Baihaqi dalam As Sunan al Kubro no 5904)

Dan meninggalkan sikap memaksakan diri serta menyuguhkan apa yang ada oleh para ahli adab disebut dengan Futuwwah (melangkah segera dan tidak menunda-nunda)

15- Menghindari kata-kata tidak baik karena bisa memancing kebencian. Alloh ta’ala berfirman: “... telah nyata kebencian dari mulut mereka. Dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi...”QS Ali Imron:118.

16- Itsar, (belajar untuk mengalah dan mendahulukan teman). Alloh ta’ala berfirman: “Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijroh kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin), dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin)  atas diri mereka sendiri sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung “QS Al Hasyr:9.

Akan tetapi dikatakan (bahwa): “Tidak ada itsar dalam ibadah”. Itsar adalah maqom yang lebih utama daripada sifat Sakho’ dan Jud.

17- Menghilangkan ghill (ganjalan dalam hati). Alloh ta’ala berfirman: “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka. Mereka berdo’a: “Ya Tuhan kami, berikanlah ampunan kepada kami dan kepada saudara-saudara kami yang telah lebih dahulu beriman daripada kami. Dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami sesungguhnya Engkaulah Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”QS al Hasyr:10.
18- Menjauh dari berteman dengan orang-orang buruk. Dikatakan: “Barang siapa berteman dengan teman yang buruk maka ia tidak akan selamat (dari keburukan). Barang siapa memasuki area keburukan maka ia akan mendapatkan tuduhan (disangka buruk)”. Dikatakan pula: “Masing-masing orang diketahui melalui teman-temannya dan digolongkan sama dengan kawan-kawan pergaulannya”.

Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah seorang yang bisa diharapkan kebaikannya dan tidak dikhawatirkan keburukannya. Seburuk-buruk kalian adalah orang yang tidak bisa diharapkan kebaikannya dan dikhawatirkan keburukannya”  (HR Turmudzi no 2362) Nabi shollallohu alaihi wasallam menyebutkan dua (model) ini untuk dorongan dan peringatan serta meninggalkan dua model yang lain karena tidak mengandung dorongan dan peringatan. Dua model yang lain itu adalah orang yang tidak bisa diharapkan kebaikannya tetapi juga tidak dikhawatirkan keburukannya. Dan orang yang bisa diharapkan kebaikannya sekaligus juga dikhawatirkan keburukannya.

Demikianlah, dan kiranya sudah cukup disebutkan sebagian dari etika-etika shuhbah ini. Betapa indahnya bagi seseorang yang bisa menjalankan dan menghias dirinya dengan hal-hal tersebut.
Shuhbah, ketika telah dilengkapi dengan etika-etikanya maka sesungguhnya itu adalah kondisi paling mulia. Bukankah anda melihat bahwa para sahabat rodhiyallohu anhum betapapun mereka adalah manusia yang memiliki ilmu, fiqih, ibadah, adab, zuhud, tawakkal dan ridho paling agung maka mereka tidak disebut dengan apapun selain dengan titel shuhbah yang merupakan di antara maqom tertinggi.

=والله يتولى الجميع برعايته=
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar