Senin, 17 Juni 2013

Fase Pendidikan Anak Menurut Islam

Fase Pendidikan Anak menurut Islam

Dalam kutipan sebuah lagu :”Belajar diwaktu kecil. Bagai mengukir diatas batu. Belajar sesudah dewasa. Laksana mengukir diatas air. Ilmu dunia akhirat. Wajib dituntut dipelajari. Dari kecilah engkau mendapat. Sudah Dewasa berguna kemana pergi. Belajar diwaktu kecil. Bagai mengukir diatas batu. Belajar sesudah dewasa Laksana mengukir diatas air. Jangan sedih yatim piatu Tiada berayah tiada beribu. Tapi sedihlah tak punya ilmu. Jalan mana.. yang mana hendak dituju. Belajar diwaktu kecil Bagai mengukir diatas batu. Belajar sesudah dewasa Laksana mengukir diatas air.”
Anak merupakan amanah dari Allah bagi para orangtua. Adalah kewajiban orangtua memberikan bekal yang terbaik buat mereka. Dari kutipan lagu di atas dapat kita pahami bahwa proses mendidik anak sangatlah baik dimulai dari usia dini , anak sangat mudah sekali menyerap informasi terhadap apa yang dia terima dari lingkungan sekitarnya. Dengan ini pendidikan yang benar diberikan mulai pada usia sedini mungkin sehingga mengakar dan tertanam kokoh dalam jiwa mereka untuk menjadi bekal di kala dia dewasa kelak.
Betapa banyak sekali orangtua yang kerepotan dan kewalahan mengangani anak-anaknya yang sudah beranjak dewasa , mereka  tidak punya filter terhadap pergaulan bebas, tawuran, dan bahkan sex bebas hingga narkoba, itu bisa dikarenakan karena kesalahan atau kekeliruannya dalam mendidik anak pada usia kecil mereka.So, bimbing dan didiklah anak-anakmu mulai dari uisa dini atau bahkan mulai dari kandungan sekalipun :D
Berikut ini adalah tahapan pendidikan anak versi Nabi Muhammad yang telah beliau jelaskan ratusan tahun yang lalu. Sebuah tahapan yang Islami sesuai dengan petunjuk-Nya.
Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa ”Biarlah anak-anak kalian bermain dalam 7 tahun pertama, kemudian didik dan bimbinglah mereka dalam 7 tahun kedua, sedangkan 7 tahun ketiga jadikanlah mereka senantiasa bersama kalian dalam musyawarah dan menjalankan tugas.”

Fase 7 Tahun pertama (usia 0 – 7 tahun)

Pada 7 tahun pertama, perlakukan anak sebagai raja (0-7 th). Yang dimaksud di sini, bukan berarti kita menuruti semua keinginan anak, melainkan memberikan perhatian penuh kepada anak, karena di usia inilah mereka mengalami masa emas. Saat maksimal pembentukan sel otak 70%, dan kemampuan anak menyerap informasi masih sangat kuat. Jangan serahkan sepenuhnya pada pengasuh, jangan sepenuhnya pada nenek-kakeknya. Rawatlah mereka dengan tangan kita. Perhatian kecil yang sederhana tapi tulus dari lubuk hati.
Pada tahap pertama ini pendidikan anak dilakukan dengan cara bermain. Metode bermain menjadi pilihan paling tepat untuk mengembangkan pribadi anak. Para pakar telah menemukan bahwa pada usia ini perkembangan otak kanan sedang berada pada puncaknya. Otak kanan yang merupakan otak kreatifitas, imajinasi, irama, berfikir menyeluruh. Semua pola pikir otak kanan merupakan pola pikir yang didasarkan pada kegembiraan dan permainan. Maka, sungguh suatu kesalahan besar jika anak usia 0 – 7 tahun diajar dengan metode sebagaimana kakak-kakaknya. Suatu kedholiman jika guru dan orangtua memberlakukan pendidikan yang keliru kepada anak-anaknya.
Pada tahap ini anak tidak boleh diberikan hukuman. Jikalau ada kesalahan harus dibenarkan dengan cara halus dan bijaksana. Pola pikir yang masih banyak mencoba, banyak meniru merupakan sifat utama anak usia ini. Oleh karenanya tidak sepantasnya anak mendapatkan hukuman (apalagi hukuman fisik) hanya karena keingintahuan dan kepenasarannya.
Pada tahap ini anak diberikan kebebasan yang mutlak atas kesukaan dan kegemarannya. Anak diberi ruang kebebasan untuk menggali dan menyuburkan semua potensi dalam dirinya. Pengekangan dan pembatasan hanya akan memberikan efek negatif terhadap tumbuh kembangnya.
Sistem pendidikan yang salah pada usia ini telah mengubur (membunuh) potensi kreatifitas dna imajinasinya sebesar 90%. Sungguh, sangat disayangkan anak yang memiliki potensi hebat, namun terhambat karena kesalahan metode pengajaran orang-orang yang mencintainya.
Fase 7 Tahun Kedua ( 8 – 14 tahun)
Fase 7 Tahun Kedua ( 8 – 14 tahun)

Pada 7 tahun kedua, perlakukan anak sebagai tawanan perang (7-14 th). Maksudnya adalah mulai mendisiplinkan anak. Rasulullah SAW pun bersabda, untuk menyuruh anak-anak untuk shalat di umur 7 tahun, lalu memukulnya jika tidak shalat di umur 10 tahun. Pada fase kedua inilah akan terjadi pubertas. Anak harus dipersiapkan disiplin sebelum menginjak pubertas dimana semua ketentuan rukun Islam (Shalat, Puasa, dll) harus ia lakukan sendiri dan akan menjadi dosa jika ia tinggalkan.
Tahap ini mulai dilakukan pendidikan dan pembimbingan. Ketika anak sudah menghabiskan dunia bermain, setelah anak siap konsep diri dan lingkungannya, bersiaplah anak mulai dididik dengan benar. Mendidik berarti memberikan berbagai penegtahuan dengan beragam cara. Mendidik berarti memberikan berbagai pengalaman yang akan mengembangkan potensi kecerdasannya. Sementara membimbing berarti memberikan pendampingi terhadap pekerjaan anak. Meluruskan yang keliru dan memberikan berbagai strategi dalam pembelajaran. Mulai usia 8 tahaun anak mulai diberikan latihan-latihan tanggung jawab dan dasar-dasar kemandirian.
Pada tahap ini anak harus mulai diberikan hukuman sesuai dengan umurnya. Nabi Muhammad mengatakan bahwa anak 7 tahun diajarkan salat, jika sudah berusia 10 tahun tidak mau salat maka boleh dipukul. Mulailai disiplin dan tanggung jawab dilatihkan kepada anak. Mengenalkan dan memahamkan anak mengenai baik dan buruk mulai diteguhkan. Berbagai alasan dan sebab perbuatan baik dan buruk menjadi diskusi bersama.

Dan pada usia ini anak sudah harus mengetahui dan memahami berbagai aturan yang harus ia patuhi. Peraturan di sekolah dan di rumah menjadi materi utama pembelajaran. Ditambah aturan kemasyarakat yang menjadi bekal hidupnya kelak.
Fase 7 tahun Ketiga (usia 15 – 21 tahun)
Fase 7 tahun Ketiga (usia 15 – 21 tahun)

Pada Fase Ketiga setelah 7 th kedua (14 tahun ke atas), perlakukan anak sebagai sahabat. Di usia ini, anak bergulat dengan pencarian jati diri. Ia mengalami banyak peristiwa emosional dan sensitif dengan tubuhnya sendiri. Ajak anak untuk sering berbagi cerita, curhat, dan ajak pula teman-temannya untuk akrab dengan kita. Dengan begitu kita bisa mengontrol anak tanpa harus mengekang. Dan jiwa jati diri anak akan terbentuk dengan baik karena adanya kepercayaan dari orang tua.
Pada tahap ini anak mulai diberkan tugas dan tanggung jawab lebih besar. Anak diberikan berbagai penugasan yang akan melatihnya menjadi anak yang mandiri. Anak mulai harus diberikan berbagai diskusi dan kerja sama dalam mengerjakan berbagai proyek yang sesuai dengan usianya.
Anak sudah harus belajar mencari uang untuk latihan menuju kedewasaan. Program magang dan workshop menjadi pilihan tepat untuk usia ini.

sumber: http://soemitroblink.wordpress.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar